Mohon tunggu...
Anjani Eki
Anjani Eki Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat Fiksi

Penikmat Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Backpacker Mencari Cinta]Apa Tuhanmu Marah Kalau Kamu Minum Bir?

5 Februari 2016   09:52 Diperbarui: 17 Februari 2016   12:47 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Apa Tuhanmu marah kalau kamu minum bir ?" saya hanya tersenyum kepada Shou.

"Tidak ada yang akan tahu kalau saya minum bir. Saya bisa ngumpet dari orang lain. Tapi ini bentuk komitmen saya pada Allah "

Pria asal Tiongkok itu mendengarkan saya dengan seksama. Matanya menatap saya dengan dalam. Wajahnya dipenuhi berbagai pertanyaan. Kami berkenalan pagi tadi. Saat mengikuti trip menikmati sunrise di setumbu hills dan candi Borobudur.

Shou mahasiswa tingkat akhir jurusan matematika di Shanghai. Usianya 24 tahun. Dia memutuskan backpacking ke Indonesia seorang diri. Kota Jogja dia pilih berdasarkan referensi dari buku "loonely planet". Kitab suci para backpacker.

Dua belas negara telah dia kunjungi. Backpacking adalah cara yang dia tempuh untuk mencari makna hidup. Hatinya gundah gulana mencari jawaban dari sebuah pertanyaan besar "Does God exist?".

Sulit baginya untuk percaya adanya Tuhan. Sebagian besar orang Tiongkok tidak punya agama. Begitu yang dia katakan pada saya. Percakapan kami berlanjut sambil menyusuri jalan di kota gede, Jogjakarta.

"Kami percaya bahwa leluhur yang akan menjaga kami. Entah bagaimana caranya. Tapi saya sendiri meragukannya. Apa kamu bisa melihat Tuhan?"

"Tidak semua yang tak tampak artinya tidak ada. Tapi saya yakin bahwa Allah ada walaupun saya tidak bisa melihat Nya"

Dia mencoba menalar bagaimana mungkin saya patuh dalam versinya tanpa ada yang mengawasi ? Saya tidak minum alkohol dan tidak makan daging babi. Tidak akan ada hukuman seketika ketika melanggar. Bukankah seharusnya saya bisa bebas melakukan apa saja.

"Apa yang kamu lakukan ketika ada masalah Jasmine?"

"Berdoa. Menatap langit dan yakin Allah akan membantu saya"

"Kamu percaya kitabmu?"

"Iya saya percaya. Sejak 1400 tahun yang lalu, Al Quran tidak berubah, tidak akan pernah direvisi. Seandainya semua dimusnahkan ada penghafal Al Quran "

"Apa yang membuat kamu yakin dengan tulisan di dalamnya ?"

"Science. Saya menemukan banyak ayat tentang science. Peradaban manusia mengenal science , mungkin baru 100 atau 200 tahun terakhir. Al Quran telah memberi tahu manusia tentang itu semua".

Kami berjalan menuju shelter trans Jogja. Menunggu bus berikutnya untuk membawa kami ke prawirotaman. Sebuah daerah yang terkenal sebagai area backpacker. Dalam diam, hati saya dipenuhi banyak pertanyaan. Setiap kata-kata yang dia ucapkan masih berputar-putar di kepala saya. Sungguh dia beruntung menjadi atheis.

Mencari kebenaran akan Tuhan sebelum dia mengikuti sebuah ajaran dalam kitab suci.Hatinya yang gamang, rindu akan sebuah kebenaran. Ruang di hatinya yang kosong selama bertahun-tahun memaksanya untuk segera menemukan jawaban itu. Rasa ingin tahu yang akan membuat dia mencari kebenaran. Lewat pertanyaan dan lewat jari-jari yang membuka halaman buku.

Saya juga sangat bersyukur. Ditemukan dengan banyak backpacker membuat saya menjadi lebih mendalami Islam. Saya tidak beragama secara buta lagi. Karena pertanyaan merekalah ,saya membaca kitab suci yang lain. Backpacking bukan hanya menjelajah sebuah kota atau tempat. Tapi sebuah perjalanan panjang yang membuat saya semakin mengenal diri saya sendiri dan juga Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun