Saya melihat rekan saya (coachee) yang melakukan praktik coaching merasakan hal yang sama. Mereka terlihat senang ketika mampu menemukan solusi sendiri sesuai dengan keinginan dan harapannya. Ketika saya berperan sebagai coachee pun saya merasakan hal yang sama, Bahagia, senang, plong, lega, karena merasa ada yang mau mendengarkan permasalahan saya dan membimbing menemukan solusi.Â
Tentunya praktik coaching ini akan semakin maksimal jika kita sering mempraktikkannya. Usaha itu yang sedang saya lakukan saat ini adalah, jika ada rekan saya yang mendatangi saya untuk meminta solusi, maka saya mencoba untuk mengajak berdialog dengan teknik coaching.Â
Harapannya, saya bisa menstimulasi dan mengeksplorasi ide-ide kreatifnya agar mereka bisa memaksimalkan kinerjanya. Karena saya meyakini, dengan proses coaching, potensi coachee akan muncul maksimal. Dan tentunya mereka akan lebih bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambilnya sendiri dan berkomitmen untuk melakukan perubahan yang lebih baik lagi.
WHAT yang terakhir adalah SO WHAT atau tindak lanjut dari peristiwa tersebut. Kegiatan Coaching bertujuan untuk menuntun coachee untuk menemukan ide baru atau solusi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sesuai dengan tujuan yang diinginkannya. Dalam hal ini, maka tugas coach hanya mengantarkan melalui mendengarkan aktif dan memberikan pertanyaan pertanyaan berbobot agar coachee merefleksikan sendiri tujuan yang ingin dicapai. Tentunya, hal ini akan berbeda cerita jika saya mengambil langkah yang tidak sesuai dengan tujuan coaching. Hindari menceritakan masalah yang sama ketika melaksanakan coaching kecuali coachee menanyakannya sendiri.Â
Pengalaman hidup dan pengembangan diri yang akan dialami coachee tentu akan berbeda. Mereka hanya dapat mengikuti saran atau masukan yang diberikan coach tanpa menemukan sendiri solusi-solusi dari permasalahan yang dihadapinya. Hal ini juga membuat potensi diri yang dimiliki coachee tidak akan tumbuh dan berkembang.Â
Lantas bagaimana saya mendapatkan informasi tambahan tentang praktik coaching ini? Selain dari modul 2.3 ini, informasi dan pengetahuan tentang coaching ini juga akan saya dapatkan dari berbagai sumber referensi misalnya artikel ilmiah, buku, video contoh praktik coaching, narasumber, dan lain-lain. Tentunya ini juga membutuhkan dukungan-dukungan dari berbagai pihak, di antaranya pimpinan sekolah, rekan sejawat, keluarga, dan masyarakat sekitar.Â
Harapannya, apa yang sudah saya pelajari ini tentang coaching ini dapat saya bagikan  dengan rekan sejawat agar mereka juga dapat "menuntun" dan memberdayakan potensi murid dan rekan sejawat supaya tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya. Karena praktek coaching bukan hanya dilaksanakan dengan rekan sejawat melainkan juga bisa dilaksanakan dengan murid. Komitmen saya, saya ingin sekali lebih banyak mempraktekkan coaching ini dengan murid agar saya mampu memahami kebutuhan murid. Dengan memahami kebutuhan murid saya yakin tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Terima kasih sudah membaca tulisan saya ini. Semoga apa yang saya sampaikan lewat tulisan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Saya masih belajar menulis dengan baik, maka dari itu saran, kritik, masukan saya terima dengan tangan terbuka dan hati lapang. Salam Guru Penggerak, TERGERAK, BERGERAK, MENGGERAKKAN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H