Mohon tunggu...
Dewi Puspitasari
Dewi Puspitasari Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas 5 SDN Pagedangan 01

Saya adalah Guru di SDN Pagedangan 01. Saya suka menulis. Saya bergabung disini dengan harapan, saya bisa meningkatkan kemampuan menulis saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.2

21 November 2022   20:29 Diperbarui: 21 November 2022   20:34 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua, shalom, om swastiastu. Namo buddhaya, salam kebajikan.

Apa kabar para pembaca yang budiman? Semoga Kesehatan dan keberkahan selalu menyertai kita semua, aamiin.

Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan Jurnal Refleksi Dwi Mingguan modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak. Kali ini saya akan memaparkannya dengan menggunakan model Driscoll. 

Model ini di adaptasi dari refleksi yang digunakan pada praktis klinis (Driscoll & The, 2001). Model ini dikenal dengan model "what". Model ini terdiri dari tiga bagian, yaitu what, so what dan now what?


WHAT?

Materi modul 1.2 adalah nilai dan peran guru penggerak. Pada modul 1.2 diawali dengan tugas membuat trapesium usia. Di trapesium usia tersebut saya diminta menuliskan hal negative dan positif yang pernah saya alami dari sejak saya kecil. 

Dari tugas yang saya buat tersebut, saya mendapatkan pembelajaran yang sangat mengena di hati saya. Bahwa, kejadian negative maupun positif tersebut masih bisa saya ingat sekali walaupun sudah terjadi puluhan tahun. Kemudian saya merefleksikan pembelajaran ini ke dalam kelas saya. Sejak saat itu saya berusaha membuat kenangan positif untuk murid saya. Jangan sampai saya meninggalkan momen negative yang akan mereka kenang bertahun-tahun.

Kemudian di materi eksplorasi konsep, saya diberi penjelasan tentang bagaimana secara psikologis kita menanggapi peristiwa positif dan negative agar tidak mempengaruhi di kondisi kita sekarang.

Di ruang kolaborasi, kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi. Di ruang kolaborasi kami belajar menggali nilai guru penggerak yang sudah kami miliki. Setelah mengidentifikasi nilai guru penggerak yang ada, selanjutnya kami juga diminta menjabarkan tentang peran guru penggerak. Setelah itu kami merancang satu kegiatan yang mencakup salah satu peran guru penggerak.

Pada bab demonstrasi kontekstual, saya wujudkan dengan membuat video tentang posisi diri saya sekarang sebagai guru penggerak, nilai yang ada pada diri saya dan peran saya sebagai guru penggerak di lingkungan sekitar saya terutama di lingkungan sekolah.

Kemudian pada tanggal 18 November 2022, saya mengikuti kelas elaborasi konsep secara virtual Bersama instruktur S. Betti Delia Tambun. Di kelas tersebut saya belajar bagaimana cara mengontrol rasa Ketika mendapat kritik atau saran dari orang lain.

Setelah elaborasi konsep, CGP diminta membuat koneksi antar materi. Saya kemudian membuat koneksi antar materi dengan mengaitkan modul 1.1 tentang konsep pemikiran KHD dengan modul 1.2 yaitu nilai dan peran guru penggerak. Selain mengupload tersebut di LMS saya juga menerbitkannya di kompasiana.com.

Akhir rangkaian kegiatan pembelajaran adalah setiap CGP diminta membuat tugas Aksi Nyata. Saya membuat video aksi nyata tentang nilai dan peran saya sebagai guru penggerak. Apa yang telah saya lakukan dan implementasikan di kelas setelah saya mempelajarari modul 1.2.

SO WHAT?

Perasaan saya setelah mempelajari modul 1.2 adalah senang dan Bahagia. Saya harus merasa Bahagia terlebih dahulu, agar murid saya juga merasakan kebahagiaan itu. Sehingga momen-momen yang tercipta di ruang kelas adalah momen yang positif. Saya rasa semua guru jika belajar tentang materi ini pasti akan merasakan perasaan yang sama dengan saya, ingin menciptakan momen Bahagia, momen positif yang akan dikenang murid sepanjang masa. 

Setelah mempelajari modul 1.2 saya sadar bahwasanya setiap guru pasti mempunyai nilai lebih yang bisa dimaksimalkan. Bahwa nilai guru penggerak berupa mandiri, kolaboratif, inovatif, reflektif dan berpihak pada murid harus dimaksimalkan di setiap guru. 

Peran guru penggerak yaitu mampu menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas baik di sekolah maupun lingkungan sekolah, mampu berkolaborasi dengan rekan dan membimbing rekan di sekolah, dan mampu mewujudkan kepemimpinan murid. 

Semua peran tersebut dilakukan dengan berdasarkan pada trilogy Pendidikan menurut KHD yaitu, ing ngarso sang tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Nilai dan peran guru penggerak tersebut akan saya usahakan semaksimal mungkin agar pembelajaran yang saya laksanakan di kelas adalah pembelajaran yang berpihak pada murid.

NOW WHAT?

Setelah melahap semua materi di modul 1.2, sekarang apa yang akan saya lakukan? Tentunya sebagai guru penggerak saya harus menjadi role model bagi guru lain. Saya harus memaksimalkan nilai guru penggerak yang sudah saya miliki. Guru juga harus mampu menjadi pemimpin pembelajaran, mampu berkolaborasi dengan rekan serta mampu menggerakkan rekan serta mewujudkan kepemimpinan murid. Materi yang sudah dipelajari tersebut dapat diimplementasikan sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak.

Saya harus mampu menjadi Pemimpin pembelajaran, menyusun desain pembelajaran, membuat asesmen dan melakukan refleksi pembelajaran di setiap pembelajaran yang dilakukan. Menyusun pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kebutuhan siswa, membuat refleksi atau evaluasi sebagai perbaikan pembelajaran berikutnya, dan dalam pembelajaran yang saya lakukan harus berpihak pada siswa sesuai dengan karakteristik siswa agar tujuan Pendidikan dalam memerdekakan anak bisa terwujud.

Saya juga dituntut menjadi coach bagi guru lain, memberikan bimbingan atau pendampingan ke rekan guru serumpun untuk melakukan pembelajaran yang berpihak pada siswa. 

Hal ini dilakukan dengan adanya supervisi mata pelajaran serumpun, sehingga saya bisa melakukan pendampingan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penyusunan asesmen, dan melakukan refleksi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan optimal maka saya sendiri juga harus mandiri, yaitu belajar untuk meningkatkan kompetensi diri.

Disamping itu, seorang guru penggerak harus mampu mendorong kolaborasi:bekerjasama untuk mencari solusi dari permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran. Kegiatan supervisi juga dilakukan untuk menemukan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran sehingga saya dan rekan guru bekerjasama untuk mencari solusi dari permasalahan yang ditemukan. Selain itu saya juga bekerjasama denga guru serumpun untuk melaksanakan kegiatan proyek pembelajaran.

Bersama guru lain, saya akan berusaha mewujudkan kepemimpinan murid. Dalam pembelajaran saya mendesain sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa sehingga siswa bisa belajar dengan menyenangkan. Siswa akan aktif dalam pembelajaran sesuai dengan potensi mereka masing-masing. Saya sebagai guru hanya menuntun siswa untuk pembelajaran di kelas.

Dan peran guru penggerak yang terakhir adalah Menggerakkan komunitas praktisi, dengan mengaktifkan komunitas belajar di sekolah, dimana guru mendiseminasikan hal baru yang di dapat di setiap mengikuti pelatihan atau workshop. Saya akan berkolaborasi denga rekan untuk membagikan praktik baik yang sudah dilakukan dalam pembelajaran sehingga bisa dijadikan referensi rekan di sekolah.

Demikianlah jurnal refleksi dwi mingguan yang dapat saya paparkan. Semoga bisa menjadi referensi dan semoga bermanfaat. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun