Mohon tunggu...
Dwi Purwanti
Dwi Purwanti Mohon Tunggu... lainnya -

Iseng is my state of art

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gesture dalam Candid

13 Desember 2012   22:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:42 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menyambung tulisan sebelumnya tentang perjalanan saya ke Big Wave Bay, kali ini saya ingin berbagi hasil candid ketika setibanya di Big Wave Bay. Pada hari itu pengunjung pantai berombak (relatif) besar tersebut lumayan banyak walau hawa mulai dingin dan berangin kencang. Rupanya hembusan angin yang membuat badan bergetar tak menghalangi niat beberapa orang untuk menikmati pantai berpasir putih dan halus di ujung timur laut Hong Kong Island tersebut. Bahkan perairan Big Wave Bay dipenuhi oleh para peselancar, baik peselancar lokal maupun turis. Big Wave Bay memang terkenal sebagai pantai tujuan para peselancar yang sedang menikmati liburan di Hong Kong. Di sekitar jalan masuk ke pantai kita dapat menemui beberapa toko yang menyewakan papan selancar. Untuk tarif saya tidak begitu tahu karena jangankan berselancar, berenang pun tidak bisa. :D Walau di sekitar pantai banyak yang menyewakan tapi tak sedikit pengunjung yang membawa papan selancar sendiri. Biasanya mereka yang satang dengan mobil pribadi. Bayangkan saja ribetnya ketika harus  memasukkan papan selancar ke dalam minibus, pasti sangat mengganggu kenyamanan penumpang lain. Mudah sekali mencapai Big Wave Bay karena banyak bus dan minibus yang menuju ke sana. Untuk bus besar kita dapat mengambil bis nomor 9 dari Shau Kei Wan Bus Terminus (letaknya tak jauh dari MTR Station). Sayangnya bus ini hanya melewati Big Wave Bay pada hari biasa saja. Untuk hari Minggu dan hari libur nasional bus nomor 9 hanya melayani rute ke Shek O. Namun tak perlu kuatir  tidak mendapatkan kendaraan umum yang ramah di kantong karena ada alternatif kendaraan umum yang melayani baik jalur ke Shek O maupun ke Big Wave Bay yaitu minibus yang pemberhentiannya tepat di samping Exit A MTR Shau Kei Wan. Tarif tidak beda jauh dengan bus besar, hanya HKD 10 (kira-kira Rp 12.000). Minibus ini pada hari biasa melayani dua jalur, kita tinggal memberitahu supirnya jika kita ingin turun di Big Wave Bay. Jika tidak, minibus akan langsung menuju ke Shek O. Untuk info saja, Pantai Shek O dan Big Wave Way sebenarnya terletak dalam satu area, hanya saja Shek O di sebelah barat daya dan Big Wave Bay di timur laut yang terpisah lahan golf yang cukup luas serta beberapa perumahan dan villa. Penjelasan di atas sedikit memberi gambaran tentang dua pantai berdekatan yang menjadi tujuan penduduk lokal maupun turis asing yang biasanya memenuhi pantai di musim panas. Sekarang tiba waktunya saya berbagi berbagai gesture dalam balutan candid photography yang saya ambil hari Minggu kemarin (09/12/12). . .

. Saya menamai foto ini "Curious". Saya cukup lama memperhatikan anak lelaki ini sebelum mengambil fotonya. Dia asik dengan petualangan kecilnya di sungai kecil tak jauh dari pantai. Melompat dari satu bongkahan batu ke bongkahan batu yang lain. Sesekali dicelupkan kedua tangannya ke dalam aliran air yang tak begitu dalam itu. Kadang dia mengeruk pasir dengan tangan kecilnya dan melemparkannya ke air di depannya. Anak lelaki yang beruntung karena orang tuanya tidak keberatan dia berkotor-kotor dengan alam, tidak seperti orang tua HK pada umumnya yang sangat takut kotor. . .

.

"Menunggu" adalah judul yang terlintasa di kepala saya ketika melihat foto ini. Wanita ini asyik bermain gadget ditemani anjing kecilnya yang juga dengansetia duduk di samping tuannya walau pantai merupakan tempat yang menyenangkan untuk mejelajah.

.

.

.

"Hati Seluas Samudra" hanya dimiliki oleh para orang tua. " Pandanglah lautan hidup yang luas terbentang di hadapanmu, Nak. Begitulah kasih kami orang tuamu kepadamu".

.

.

.

Dua sejoli yang sedang menikmati hangatnya sinar matahari dalam belaian angin laut dan debur ombak. Kaki-kaki mereka begitu dekat dengan bekas ombak yang menandakan laut semakin sore semakin pasang.

.

.

.

Bermacam-macam cara orng menikmati sore hari di pantai. Ada yang tidur menjauh dari kerumunan, ada juga yang melewatkannya dalam diam bersama orang terkasih menikmati sinar matahari dan angin, bergandengan tangan. Atau duduk-duduk bersama orang-orang terdekat, memandang laut, duduk bersandingan.

.

.

.

"The Surfer" beristirahat di bibir pantai sambil mengamati para peselancar lain yang sedang bermain dengan gulungan ombak yang pada hari itu tidak begitu besar dan susah "dinaiki".

Saat itu saya sebenarnya berencana untuk mengejar matahari tenggelam di tempat lain mengingat hari cerah, sayang kalau disia-siakan. Pantai yang terlihat cenderung sepi hari itu ternyata agak menipu karena ketika saya sampai di lapangan parkir tempat menunggu kendaraan umum ke MTR Shau Kei Wan, antrian penumpang sudah mengular. Butuh waktu agak lama untuk mendapatkan giliran mendapatkan tumpangan.

Agaknya hari itu saya harus puas dengan petualangan di Big Wave Bay karena hari terlalu sore ketika saya sampai di Shau kei Wan, saya tak punya banyak waktu untuk mendapatkan foto matahari tenggelam karena hari relatif pendek di musim dingin, pukul 18.00 sudah terlihat gelap.

.

.

Tulisan ini di buat untuk meramaikan WPC Kampretos yang minggu ini mengusung  Memotret Gesture sebagai temanya.

.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun