Mohon tunggu...
Dwi Purwanti
Dwi Purwanti Mohon Tunggu... lainnya -

Iseng is my state of art

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pelajaran Hidup Dalam Film "Life of Pi"

26 November 2012   04:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:40 1804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak dinyana ketika malam tiba, pulau yang serupa surga di siang hari berubah jadi neraka di malam hari karena entah kenapa, pulau tersebut mengeluarkan asam yang melumerkan segala makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Hal itu memberikan jawaban kepada Pi kenapa Richard Parker memilih kembali ke kapal sekoci ketika malam menjelang dan kenapa ratusan ribu meerkat berebut tempat di atas pohon untuk tidur. Sedikit info tentang meerkat, mereka hewan sosial yang hidup berkelompok dan membuat sarang di bawah tanah jadi meerkat tidur di pohon merupakan sebuah kejanggalan.

Keesokan harinya, Pi mengumpulkan makanan sebanyak-banyaknya, air tawar sebanyak-banyaknya dan tak lupa membawa serta Richard Parker untuk kembali berlayar sebelum mereka dimangsa pulau aneh di tengah laut.
Setelah hampir habis harapan Pi untuk hidup, kapal sekoci yang mereka tumpangi terdampar di teluk Meksiko dimana kebersamaan Pi dan Richard Parker berakhir karena Richard Parker memilih untuk masuk hutan dan meninggalkan Pi yang pingsan karena kehabisan tenaga sampai akhirnya Pi ditemukan para nelayan dan dibawa ke kota untuk di rawat.

Sampai di situ yang saya ingat karena saya tertidur hahahaha dan bangun sesaat sebelum film berakhir yang memperlihatkan keluarga Pi, istri dan 2 anaknya.

Konklusi dari film menurut saya adalah panjangnya perjalanan seorang Pi dalam menemukan Tuhan. Kehilangan segalanya, kesendirian, perjuangan untuk hidup, kepandaian untuk bertahan hidup yang didapat karena terpaksa. Benar-benar murni berisi the power of kepepet dan naluri bertahan hidup. Ada satu kalimat yang masih terngiang di telinga saya, "God is always there for you even if it seems that He abandons you and doesn't care about you. He's always there watching."
.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun