Variasi Variasi yang kaya di seluruh Nusantara dan Asia Tenggara.
Sate, atau Satai adalah makanan yang terbuat dari potong daging yang di potong kecil-kecil dan ditusuki dengan tusukan sate yang biasanya di buat dari lidi tulang daun kelapa atau bambu, kemudian di bakar menggunakan kara arang kayu, sate kemudian di sajikan dengan berbagai macam bumbu yang bergantung pada variasi resap sate. Daging yang di jadikan sate antara lain daging Ayam, Kambing, Domba, Sapi, Kuda, Ikan, dan lain-lain.
Sate di ketahui berasal dari Jawa, Indonesia dan dapat di temukan di mana saja di Indonesia dan telah di anggap sebagai salah satu masak nasional Indonesia. Sate juga populer di Negara-negara Asia tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Sate juga populer di Belanda yang di pengaruhi masakan Indonesia yang dulu merupakan koloninya.
Sate adalah hidanganyang sangat populer di Indonesia dengan berbagai sula bangsa dan tradisi memasak (lihat memasak Indonesia) telah menghasilkan berbagai jenis sate. Di Indonesia , sate dapat di peroleh dari pedagang sate keliling padagang kaki lima. Di warung tepi jalan, hingga di restoran kelas atas, serta kerap di Sajikan dalam pesta dan kenduri. Resap dan cara pembuatan sate beraneka ragam bergantung variasi dan resap masing-masing daerah. Hampir segala jenis daging dapat di buat sate. Sebagai Negara asal mula sate. Indonesia memiliki variasi resap sate yang kaya.
Biasanya sate di beri saus. Saus ini bias berupa bembu kecap, bembu kacang, atau lainnya. Biasanya di sertai acar dari irisan bawang merah, metimun, dan cabai rawit. Sate dimakan dengan nasi hangat atau, kalau di beberapa daerah di sajikan dengan lontong atau ketupat.
ASAL MULA
Pedagang sate di Jawa sekitar tahun 1870
Sate telah menjadi makanan yang populer secara luas di berbagai belahan dunia, hal ini menjadikan orang tertarik untuk mengetahui asal mula hidangan populer ini:
"Meskipun Thailand dan Malaysia menganggap hidangan ini adalah milik mereka, tanah air sate yang sesungguhnya di Asia Tenggara adalah Jawa, Indonesia. Di sini sate dikembangkan dari adaptasi kebab India yang dibawa oleh pedagang muslim ke Jawa. Bahkan India tak dapat mengakui sebagai asal mulanya karena hidangan ini merupakan pengaruh Timur Tengah." Jennifer Brennan (1988).
Kata "sate" atau "satai" diduga berasal dari bahasa TamilDiduga sate diciptakan oleh pedagang makanan jalanan di Jawasekitar awal abad ke-19, berdasarkan fakta bahwa sate mulai populer sekitar awal abad ke-19 bersamaan dengan semakin banyaknya pendatang dari Arab dan pendatang Muslim Tamil dan Gujarat dari India ke Indonesia. Hal ini pula yang menjadi alasan populernya penggunaan daging kambing dan domba sebagai bahan sate yang disukai oleh warga keturunan Arab. Dalam tradisi Muslim Indonesia, hari raya Idul Adha atau hari raya kurban adalah peristiwa istimewa. Pada hari raya kurban ini daging kurban berlimpah dan dibagikan kepada kaum dhuafa dan miskin. Kebanyakan merayakannya dengan bersama-sama memanggang sate daging kambing, domba, atau sapi.
Teori lain mengusulkan bahwa asal kata sate berasal dari istilah Minnan-Tionghoa sa tae bak (三疊肉) yang berarti tiga potong daging.Akan tetapi teori ini diragukan karena secara tradisional sate terdiri atas empat potong daging, bukan tiga. Dan angka empat dianggap bukan angka yang membawa keberuntungan dalam kebudayaan Tionghoa. Warga Tionghoa Indonesia juga mengadopsi dan mengembangkan sate sesuai selera mereka, yaitu sate babi yang disajikan dengan saus nanas atau kecap yang manis dengan tambahan bumbu-bumbu Tionghoa, sehingga sate Tionghoa memiliki cita rasa seperti hidangan daging panggang khas Tionghoa.