Mohon tunggu...
Wisnu Hastama
Wisnu Hastama Mohon Tunggu... Hoteliers - Do i have to lose you too...

Belajar, mencoba, gagal, mencoba lagi dan lagi...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kita Dan Masa Remaja (Bag: 1)

6 November 2014   03:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:31 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"wisnu, ayo bangun! sudah jam 6 nih!"

sebuah teriakan ang menggema di seisi rumah. suara dari seorang ibu yang sangat ku hargai tentunya.

"iya mak, siap grak.' dan aku pun bergegas mandi. walaupun pake gaya superman, tahukan gaya superman ? begitu masuk telpon umum langsung berubah kostum.

"sarapan apa pagi ini mak ?" tanyaku disertai sambaran tanganku menyambar tas sekolah.

"sarapan singkong rebus tuh!"

"ceila mak, aku kan mau menuntut ilmu, bukan mau nyangkul,"

"bersyukur, masih ada yang dimakan!"

"iya iya mak, aku berangkat sekolah dulu,'' pamitku sambil berlari keluar rumah.

Namaku wisnu, wisnu hastama. aku masih sekolah, kelas 2 SMK di Semarang. dan setiap pagi rutintasku adalah mengejar bis kota. dan kalo ada yang bilang aku kasihan karena harus lari tiap pagi, itu salah !

kenapa ? karena sebenernya aku ntu turut membudidayakan lari pagi dalam rangka meengejar bus kota. hahaha ( ngeles aja nih bocah ).

tapi yang namanya hidup, pasti ada sisi suka dan dukanya. sukanya, tiap hari aku selalu keteme sama cewek yang aku suka. "sekedar suka lho !" namanya juga anak sekolah, hahaha.

dan sisi dukanya, aku selalu terlambat dan menjadi cleaning service dadakan karena di hukum. tapi< aku gak sendiri kok, ada temenku yang beken dipanggil "mbahe" yang entah siapa ang pertama nyebutin.

padahal nama aslinya keren lho, "Agung Heri Nugrihi"

''WOY!!, NAMA GUE AGUNG HERY NUGROHO. SEENAKNYA GANTI NAMA ORANG!!"

"iya mbah maaf, khilaf."

tuh kan marah, kayak orang tua aja. sensitif, pantes dipanggil mbah. hohoho...

aku bukan orang yang pinter, tapi kata temen saya, aku orangnya cerdik. hihihih.

"CERDIK MENDEKATI LICIK TUH ORANG!!" MUAHAHAHA...

cuekin aja, ntar juga gigit sarung sendiri tuh orang, hohohoh. kembali ke cerita!

aku orangnya baik hati lho!!!   pernah suatu ketika adek kelas dari sekolah lain kelebihan duit jajan, karena aku baik hati ya aku bantu ringanin kelebihannya. karena aku inget kata mamakku.

"Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, karena akan menimbulkan kesombongan dan ketamakan!'' hahaha.

Dalam kehidupan sekolah, ada 7 hal yang paling disukai seluruh siswa, Jam istirahat, Jam pulang, Jam kosong, guru rapat, pelajaran olah raga, praktek lapangan mahasiswi universitas, dan study wisata. hahahaha.

"back to school again."

"anak - anak, kerjakan soal halaman 5! 30 menit lagi di kumpulkan!" pak sukijo guruku pun melantangkan suaranya. eh, pak kijo ini terkenal buas lho...sstt

"ya pak!'' jawab para murd bak tentara veteran.

"om, contekin nomer tiga!" mbahe berbisik tanpa mesra dibelakangku.

"bentar mbah, cuman nomer tiga kan ?"

"kalo bisa, semuanya juga gak masalah,"

"semuanya ntu berapa ?"

"ya elah, wewet. contekin aku dari nomer satu sampe dua puluh aja deh!"

"ok sip."

setelah 10 menit, akhirnya ku lempar contekan dari nomer satu sampe dua puluh. tapi dengan gaya kayak detektip. eh, detektif maksudnya.

"OUW SEMPRUL !!!" sontak suara mbahe bergema mengagetkan orang satu ruangan, termasuk pak kijo yang seakan siap menerkam mangsanya.

"kenapa kamu gung ?"

''gak ada apa apa pak!''

"maju kedepan sekarang !!"

"iya pak.'' mbahe pun berjelan ke depan dengan keringat bercucuran seperti tahanan yang hampir di eksekusi.

"kenapa kamu teriak di pelajaran saya ?"

"maaf pak, emosi,"

"emosi sama siapa ?"

"sama wisnu pak"

" tewas aku, pasti bakalan jadi tumbal lagi nih." pikirku dalam batin. eh, batin mikirnya gimana ya ? ah sudahlah, gak penting.

"wisnu, maju ke depan!!''

"siap pak!" dan aku pun berjalan disertai hawa dingin.

"wisnu, kenapa kamu bikin emosi orang lain ?"

"maaf pak, saya tidak bermaksud membuat emosi siapa siapa,"

"agung, kenapa kamu emosi ?"

"saya minta contek wisnu pak, soal nomor satu sampe dua puluh,"

"dikasih ?"

"di kasih pak, tapi cuman nomor satu sampe dua puluh,''

"trus, kenapa emosi ?"

" cuman nomor pak, gak ada jawabannya."

"haduh - haduh, kalian berdua keluar sana!"

"loh, saya juga pak ?" sergahku.

"iya, biar adil! biar ga di ulangi lagi,"

dan kami pun berjalan keluar kelas dengan sedikit kecewa, seperti pemain bola yang baru aja dapat kartu merah. tapi kayaknya kecewa kami gak bertahan lama deh, soalnya setelah keluar kelas

fikiran dan perut kita berdua langsung tertuju ke kantin sekolahan. dan kita berdua ibarat messi dan ronaldo yang lari ngejar bola.

bersambang...

eh, bersambung maksudnya. maaf, khilaf...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun