Mohon tunggu...
Misna zain
Misna zain Mohon Tunggu... Ilmuwan - Misna zain

Semangat pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Memory Gelap"

16 Februari 2021   13:21 Diperbarui: 16 Februari 2021   13:35 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

      Ia pulang dari bar sambil tak henti-hentinya memikirkan peristiwa tadi dan air matanya yang selalu mengalir di pipinya, ia telah rugi 50 juta rupiah dari perjudian tersebut. Ia pikir untuk meredakan kesedihannya ia singgah di toko minuman untuk membeli minuman keras dua botol. Ia meminum hingga menghabiskan minuman itu sebelum mengendarai mobilnya.

Ia tak pernah tahu resiko mengendarai mobil di saat mabuk, sebab pikirannya pun tak karuan pada saat itu. Ia akhirnya mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi dengan keadaan mabuk, alhasil ia kecelakaan dengan menabrak mobil truk di jalan raya, kondisinya sangat kritis hingga menyebabkan ia terluka parah dibagian kepala dan tulang-tulangnya banyak yang retak.

Mendengar peristiwa ini, Delia sangat bersedih dan ia tidak menduga hal ini terjadi pada sahabatnya di bangku kuliah dulu. Ia pun berlari dan mengambil kunci mobilnya untuk pergi ke rumah sakit Kesehatan Bangsa tempat di mana Olivia dirawat dalam keadaan koma.

     Sesampai di depan pintu ruangan UGD Delia tidak bisa menahan kesedihannya hingga pada saat ia membuka pintu ia sudah mendapati sahabatnya terbaring tidak berdaya di ranjang rumah sakit dengan dengan selang yang begitu banyak menempel di tubuh sahabatnya.


     Delia tidak bisa membendung air matanya lagi saat ia berada tepat di sisi sahabatnya. Sambil memegang tangan Olivia, Delia berkata "Ol kenapa kamu sering hilang kabar, kau tak pernah mengabariku lagi semenjak kita selesai dari kampus, asalkan kamu tahu Ol, aku sangat menyanyangimu lebih dari diriku, tapi kau sangat jarang terbuka padaku, ada apa denganmu Ol sayang." Ucapnya sambil sesekali mengusap air matanya yang jatuh.

    Seminggu ia menemani sahabatnya itu, setelah menjalani operasi di hari Senin lalu, akhirnya Olivia pun tersadar dan mendapati sahabatnya sedang salat di sampingnya sambil berdoa berharap sahabatnya bisa segera pulih. Menyaksikan hal itu air mata Olivia berkaca-kaca dan air matanya keluar dengan begitu derasnya. Delia menyadari bahwa sahabatnya telah pulih melihat kondisinya Delia sangat senang dan menarik kursi di samping Olivia dan duduk di sana sambil memegang tangan Olivia.

       Merasa sangat penasaran akhirnya Delia bertanya kepada Olivia tentang apa sebenarnya yang menimpa dirinya hingga seperti saat ini, sebelum menjawab pertanyaan Delia tersebut, Olivia menangis lagi..lagi..hingga pada akhirnya ia mengatakan bahwa ceritanya panjang Del, peristiwa berderet it bagaikan memory gelap bagiku yang jika ku kenang hati dan pikiranku terserang pilu berat.

     Sepulang dari rumah sakit aku akan menceritakan semuanya ya, ini adalah rahasia kita berdua sahabatku yang cantik lagi perhatian ucap Olivia. Delia pun tersenyum mendengar ucapannya itu dan memeluk Olivia dengan begitu erat sambil meneteskan air mata.
 
Tamat...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun