"Algoritma? Syntax? Apa yang kamu maksud?"
"Heeeh? Kau tidak tahu?"
Aku menggeleng - gelengkan kepala, sambil menjelaskan bahwa,
"Algoritma itu bukankah semacam alur kerja program dan syntax itu adalah ekspresinya dalam suatu bahasa pemrograman?"
"Haihhh... Mulut sama kepala kau kenapa coba? Itu kau tahu maksudnya apa, tapi geleng - geleng."
Aku hanya terdiam, aku terlalu asik dengan apa yang ada di hadapan aku sekarang, yaaa, game kesukaanku yang mungkin saja bisa aku selesaikan satu atau dua hari lagi, sehubungan aku sangat suka gaming hingga lupa waktu, apa yang terjadi dan macam - macam yang mungkin saja terjadi.
"Hoi."
"Kunaon?"
"Ayolahhh, seriusan ini, buat tugas pemrograman lahhh."
Haaahhh, sahabatku yang satu ini, Munik, sangat, sangat membuatku tidak dapat fokus dengan game-ku ini, padahal aku ingin sekali sendiri, bermain sampai sepuas - puasnya, kalau bisa sampai game ini tamat.
"Duh, kenapa sih, Nik, Nik? Kau lihatlah aku lagi main, aku sedang ingin sendiri."
"AYOLAAAHHH, CUKKK!!! Aku juga pengen selesaiin tugas ini."
"Jancuk manggil jancuk, apa sih masalahmu?"
"TUGASSS, MALIKKKKK!!!"
Malik? Oh iya, itu namaku, Malik Husni. Mahasiswa jurusan ilmu murni, aku tidak perlu memberitahukan secara lengkap, tingkat 3 yang baru saja memasuki perkuliahan minggu ke-2 di semester 5..hahaha... Perkuliahan minggu ke-2 namun tumpukkan tugasnya sudah cukup membuatku berkesimpulan bahwa aku akan sangat tertolong dengan tugas - tugas ini bila aku mengerjakannya.
"Kerjain barenglah, ku mohon."
"Lihat aja punyaku."
"Hahhh?!?!? Udah selesai? JANCUKKK, GAK NGOMONG - NGOMONG!"
Hmm... Aku yakin aku memberikan impresi yang salah sejak pertama kali mengetikkan hal ini, namun sejujurnya apakah kalian menilai aku adalah anak yang malas karena awalan seperti itu? Lebih jauh lagi, jurusan ilmu murni adalah jurusan yang sangat aku impi - impikan selama ini. Yaaa, suatu hal yang aneh mengingat aku adalah seorang yang terlihat malas karena selalu bermain. Namun, memerhatikan dunia ini sungguh menarik, tidak hanya karena keindahan dari setiap pohon yang tumbuh ataupun bagaimana dunia ini dimulai dan kemudian hukum - hukum berlaku, tetapi aku selalu memerhatikan bahwa logika dunia ini sangat menggugah diriku, well, setidaknya sampai aku tertawa dengan terbahak - bahak apabila banyak sekali pertanyaan pada dunia yang sangat kecil, dunia kuantum, dunia yang belakangan ini aku mengerti mengapa Niels Bohr, seorang pencetus model atom hidrogen mengatakan bahwasanya orang - orang yang belum kaget ketika berjumpa dengan dunia tersebut, orang - orang itu belum memahami apa yang benar - benarterjadi secara fisis pada dunia kuantum. Yaaa.. Beberapa jurnal belakangan ini bahkan menghantamku bahwa ada air berbentuk segienam dalam kondisi sangat kecil, padahal cair. SIAL, PADAHAL CAIRRR!!! APA YANG TERJADI?!?
"Hehhh, Lik. Kenapa kau?"
"Gak, hanya ngelamun."
"Lamunan gila ya, jancuk memang ya yang calon peneliti, bedalah."
"Duh, duh, nasibku dikatain gitu."
Kandang gajah, kandang gajah, tiga tahun lagi ya. Tidak bisa bermalas - malasan. Harus selesai dengan sangat baik dan juga selamat. Iyaaa... Inilah kisahku di kandang gajah.
(Bagi yang tahu apa maksud kandang gajah, harap maklum ya, ini cerita fiksi kok..hahaha...)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI