Terperenyak di lantai ubin
Antara terus dengan tidak
Meyakini penderitaan
Benarkah masa anak-anak cerminan waktu dewasa
Harus diawali masa itu
Diakhiri dengan masa itu
Juga diyakini dengan keyakinan
Bersama dengan ketegaran
Serentak dengan ketabahan
Dan penghidupan masa lalu hingga kini ialah kehidupan hakiki
Ketidakpercayaan menjawab
Tidak
Hidup, kehidupan dan penghidupan ini di luar semua itu
Sangat di luar pengharapan
Juga tidak pula direncanakan oleh jiwa raga ini
Lelah asa
Letih hati
Sakitlah diri
Lesu benak
Capai ingatan
Susahlah badan
Dari membaca suratan
Dari mengartikan kalimat
Dari menyarikan ayat-ayat itu
Hasilnya selalu mengapa
Dan mengapa
Hidup
Kehidupan
Penghidupan
Begini
Selalu begini
Harus begini
Perasaan capai meredam keinginan-keinginan
Hati letih menaklukkan harapan-harapan
Benak lelah menjinakkan perbandingan-perbandingan
Bunga-bunga itu tetap tidak menjadi buah
Mereka luruh runtuh hilang sudah
Jiwa raga lalu lelah
Kepala menunduk ke lantai ubin
Kalau saja derita itu Diadakan Tuhan harus selalu hadir
Derita tidak akan pernah meminta izin praktik di dalam jiwa raga ini di dalam hidup ini
Ia akan selalu menjadi penderitaan sepanjang hidup dari kehidupan dari penghidupan ini
Muka bersinar-sinar
Tatapan menembus air mata yang berkaca-kaca
Menampak
Jelas
Garis-garis lurus semenan pengokoh antara ubin dengan ubin
Seandainya ubin-ubin itu serempak berpadu suara tidak ingin menjadi lantai
Mereka tetap kukuh membisu
Mereka tetap diam tidak bergerak
Mereka tetap tidak pernah berjumpa
Keyakinan, ketegaran, ketabahan, serentak
Menghadapi menikmati mensyukuri
Keadaan hidup kehidupan penghidupan yang hanya seperti ini yang hanya seini
Selama-lamanya
Diri kini berani berdiri meski lirih
Kalbu setuju meronta
Menggapai jiwa memicu benak
Untuk memerintahkan mulut agar berteriak secepatnya
Sadar derita
Sadar deritaaa!
Suara itu menggelegar
Menggelegaaar!
Tetapi tidak terdengar
Tidak terdengaaar!
(Pataruman, Kamis 20 April 2017/03:09:54)
Terakhir diperbaiki Kamis 11 Januari 2018/23:35:07/Sadar Derita/Miskar Kariti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H