Assalamualaikum sahabat, jumpa lagi dengan ms Juli, ya.Â
Dulu, saat menjadi pelajar atau peserta didik di level apapun, setelah melewati pembelajaran bersama team pengajar pasti akan melewati yang namanya tahapan Ujian. Tujuannya adalah, apakah peserta didik mampu menerima dan menyerap ilmu selama ini, sehingga akankah layak untuk naik tingkat ilmu pembelajaran ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga peserta lulus dan kompeten ke tahap lebih lanjut pembelajaran.Â
Begitu juga dengan kehidupan kita di bumi, akan ada kenaikan level ujian kenaikan tingkat keimanan. Bedanya, kalau sebagai peserta didik ujiannya berkala, diinfokan, diumumkan hasilnya, dan bisa dipelajari jawabannya dari buku atau berselancar di dunia Maya.Â
Bedanya, dengan ujian Allah adalah:Â
1. Bisa bermakna kita yang mengundang ujian AllahÂ
Surat An-Nisa ayat 79 :
"Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi"
Siapa yang mau mengalami penderitaan atau sebuah ujian dalam hidup? Tentu tidak ada satupun manusia yang menginginkan penderitaan dalam hidup. Namun secara tidak sadar kita melakukan kesalahan, melanggar larangan-Nya, tak mematuhi segala perintah-Nya serta belum bisa menerima ketetapan-Nya. Itu semua yang mengundang derita melalui ujian-Nya.Â
Manusia memang manusia tempat nya salah, oleh karena itu teruslah berusaha untuk mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sekuat tenaga kita mampu, jangan sampai tergelincir dalam kesalahan hanya karena nafsu ego kita sesaat. Rajinlah intropeksi diri melalui muhasabah setiap waktu. Ujian Allah itu sewaktu-waktu dan tidak ada kisi-kisinya.Â
2. Bisa bermakna Ujian Kenaikan Tingkat Keimanan Manusia.Â
Baqarah ayat 155 :