Pengertian Pendidikan Keluarga
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, Paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan dengan educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris, pendidi berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual.
Jadi Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.
Sedangkan pengertian keluarga adalah seseorang yang mempunyai hubungan darah, pernikahan, atau seseorang yang melakukan pernikahan dengan sah dimata hukum dan agama antara laki-laki dan perempuan untuk membentuk suatu keluarga.
Antara keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Sebab, dimana ada keluarga di situ ada pendidikan. Ketika orang tua melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mendidik anak, maka pada waktu yang sama anak menghajatkan pendidikan dari orang tua.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan keluarga adalah usaha bersama anggota keluarga terutama orang tua dalam mewujudkan keluarga yang terpenuhi kebutuhan spiritual dan materiilnya, melalui penanaman nilai-nilai keagamaan, sosial budaya, cukup kasih sayang, terpenuhi pendidikan, ekonomi, dan peduli terhadap lingkungan.
Tujuan Pendidikan Keluarga
Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT melalui penanaman nilai-nilai Islami yang diikhtiarkan oleh pendidik agar tercipta manusia yang beriman, bertakwa, dan berilmu pengetahuan yang mampu mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat.
Kaitannya dengan tujuan pendidikan keluarga berarti sebagai orang tua, kita harus sejak dini menanamkan keimana dan ketaatan pada keluarga agar dimana saja mereka berada, selalu merasa diawasi oleh Allah dan melakukan ketaatan atas kesadaran pribadi.
Metode Pendidikan Keluarga
Untuk melaksanakan materi pendidikan diperlukan metode agar memperoleh hasil maksimal. Banyak metode yang dapat digunakan dalam mendidik anak, beberapa diantaranya adalah :
Metode Keteladanan
Keteladanan merupakan metode yang paling berpengaruh bagi anak. Setiap ucapan dan perbuatan orang tua akan dicontoh anakanaknya. Dalam hal ini pendidik harus mencontohkan hal-hal yang baik kepada anak bukan hanya dengan perintah saja, sehingga hal-hal baik yang selalu dilakukan orang tua akan ditirunya.
Metode Pembiasaan
Dalam ilmu psikologi kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus minimal selama enam bulan menandakan kebiasaan itu telah menjadi bagian dari karakter atau perilaku tetap anak. Misalnya pembiasaan mengucapkan salam, mengajak anak shalat berjama‟ah di masjid, mengaji setelah shalat maghrib, puasa, dan sebagainya maka akan menjadi kebiasaan anak pula bahkan sampai ia dewasa.
Metode Pembinaan
Pembinaan adalah arahan atau bimbingan yang intensif terhadap jiwa anak sehingga akan tumbuh pemahaman yang mendalam dan kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan bimbingan yang diberikan. Metode pembinaan atau pemberian pengetahuan kepada anak ini diantaranya meliputi akidah, akhlak, ibadah, sosial, kejiwaan, jasmani, intelektual dan etika seksual.
Metode Kisah
Dengan kisah atau cerita akan berpengaruh bagi jiwa dan akal anak melalui hikmah yang dapat diambil dari cerita tersebut. Misalnya kisah-kisah dari Al-Qur‟an mengenai kaum atau orang yang durhaka kepada Allah, kisah sahabat dan kisah orang-orang shaleh lainnya.
Metode Dialog
Dialog merupakan proses komunikasi dan interaksi yang harus terjaga dalam keluarga. Metode ini dilakukan dengan komunikasi yang intim, dari hati ke hati, bertukar pikiran antara orang tua dengan anak yang bertujuan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak.
Metode Ganjaran dan Hukuman
Orang tua sebagai pendidik harus memberikan pemahaman sejak dini bahwa setiap perbuatan akan ada konsekuensinya. Anak yang melakukan perbuatan yang baik akan mendapat hadiah bukan hanya materi mungkin bisa juga dengan pujian, sebaliknya anak yang melakukan perbuatan yang buruk akan mendapat hukuman bukan semata-mata hukuman fisik namun dengan meminta anak agar bertanggung jawab dengan kesalahan yang dilakukan.
Metode Internalisasi
Metode ini mengupayakan kesadaran untuk melakukan kebaikan melalui tiga tahap yaitu learning to know, learning to do,dan learning to be atau dengan konsep, demonstrasi dan kebiasaan.
Tanggung Jawab Orang Tua dalam Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai mahluk sosial yang memiliki tempat tinggal yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Anak yang merupakan amanat bagi kedua orang tuanya, apabila sejak kecil dibiasakan, dididik dan dilatih dengan hal yang baik secara kontinu maka akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula. Oleh karena itu, dalam keluarga perlu dibentuk lembaga pendidikan.
Sejak dalam kandungan, menurut para ulama, anak sudah memiliki hak walaupun belum menerima hak. Adanya hak bagi anak tersebut menunjukkan bahwa menurut Islam, kasih sayang orang tua itu harus diberikan sejak dalam kandungan sampai menjelang dewasa, yang disebut hak perawatan dan pemeliharaan (al-hadhanah).
Selain itu, sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Orang tua adalah model yang akan ditiru dan diteladani. Sebagai model, orang tua seharusnya memberikan contoh yang terbaik bagi anak dalam keluarga. Sikap dan perilaku orang tua harus mencerminkan akhlak yang mulia.
Karena peran dan tanggung jawab orang tua adalah mendidik, mengasuh dan membina setiap pribadi anak. Untuk itu, keberadaan keluarga harus senantiasa memberikan dan mewariskan pengalaman edukatifilahiah yang dialogis dan dinamis, sesuai dengan perkembangan tuntutan zamannya. Kondisi ini sangat baik bagi tumbuhnya kepribadian anak secara optimal. Â Â
Jenis-jenis pola asuh orang tua dapat dikelompokkan sebagai berikut. Pertama, pola asuh permisif yakni jenis pola asuh yang acuh tak acuh terhadap anak. Anak hanya diberi materi atau harta saja sehingga apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan. Biasanya pola pengasuhan anak oleh orang tua semacam ini diakibatkan oleh orang tua yang selalu sibuk dengan pekerjaan, yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Anak yang diasuh dengan metode ini akan menjadi anak yang rendah diri, nakal, merasa tidak berarti, kemampuan bersosialisasi yang kurang, tidak menghargai orang lain dan salah pergaulan.
Kedua, pola asuh otoriter yakni pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras, dan kaku. Dalam pola asuh ini orang tua membuat aturan-aturan ketat, kebebasan anak dibatasi, anak jarang diajak berkomunikasi, dan penggunaan hukuman yang keras terutama secara fisik. Dengan pola asuh seperti ini anak tidak bahagia, merasa paranoid/selalu berada dalam ketakutan, mudah sedih dan tertekan, dan senang berada di luar rumah.
Ketiga, pola asuh demokratis yakni pola asuh yang memberi kebebasan pada anak untuk bertindak dengan batasan dan pengawasan yang baik dari orang tua. Anak yang diasuh dengan teknik demokratis akan hidup bahagia, kreatif, cerdas, tidak mudah stress, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat.
Jadi, tanggung jawab orang tua dalam pendidikan keluarga terkait surat al-Tahrim ayat 6 adalah membimbing dan mendidik anaknya dengan menjamin semua kebutuhannya yang bukan hanya kebutuhan materiil namun juga segala kebutuhan dari pendidikan, perhatian, kasih sayang, dan lain sebagainya. Â Â Â Â Â
Kesimpulan
pendidikan keluarga adalah usaha bersama anggota keluarga terutama orang tua dalam mewujudkan keluarga yang terpenuhi kebutuhan spiritual dan materiilnya, melalui penanaman nilai-nilai keagamaan, sosial budaya, cukup kasih sayang, terpenuhi pendidikan, ekonomi, dan peduli terhadap lingkungan.
Tujuan pendidikan keluarga berarti sebagai orang tua, kita harus sejak dini menanamkan keimana dan ketaatan pada keluarga agar dimana saja mereka berada, selalu merasa diawasi oleh Allah dan melakukan ketaatan atas kesadaran pribadi.
Pendidikan diperlukan metode agar memperoleh hasil maksimal dan dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Pendidikan keluarga peran orang gtua dalam mendidik anaknya sangat besar. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H