Alihbahasa : Donna Widjajanto, Editor : Dini Pandia
GM 310 01 10 0003 ISBN : 978-979-22-5415-0
Jakarta, April 2010 44 halaman 21 cm
Latar Belakang
Setelah terbitnya seri ke-24 dari kisah wartawan muda dari Brussels, "Tintin dan Alpha-Art", cukup lama pihak PT. Gramedia Pustaka Utama (Gramedia) tidak menerbitkan buku-buku yang berhubungan dengan kisah "Petualangan Tintin" ini. Dalam bahasa aslinya, Perancis, cukup banyak buku-buku yang diterbitkan yang merupakan buku-buku penunjang pengetahuan pembaca untuk lebih memahami kisah ini lagi. Salah satu pengarang yang cukup aktif menerbitkan buku-buku penunjang itu adalah Michael Farr. Farr, boleh dibilang Bapaknya Tintinologist (sebutan untuk para penggemar Tintin di seluruh dunia), dan salah satu karyanya yang fenomenal adalah buku yang mengisahkan kisah dibalik layar dari kedua puluh empat kisah Petualangan Tintin ini. Konon khabarnya di kalangan Tintinologist, buku ini adalah semacam "Bible"-nya. Jadi, jangan mengaku fans beratnya jika tidak memiliki dan memahami buku tersebut.
Buku yang diterbitkan oleh Gramedia, memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan buku yang sejenis yang berbahasa Inggris terbitan Egmont, United Kingdom tahun 2007, namun dijilid di Belgia ini. Dari segi ukuran, terbitan Gramedia memiliki ukuran sedikit lebih kecil dibandingkan terbitan Egmont, kurang lebih berbeda 1 - 2cm. Halaman depannya memiliki bentuk yang lebih mengkilat dibandingkan terbitan UK yang lebih berbentuk dof. Bentuk sampulnyapun lebih tipis dibandingkan Egmont yang lebih ke arah bersampul tebal atau sering dikenal dengan versi "hard cover". Pemilihan bentuk sampul ini mengingatkan bentuk baru komik Petualangan Tintin yang sudah diterbitkan oleh Gramedia. Selain itu rasanya dengan bentuk yang ini, akan memungkinkan buku ini dijual dengan harga yang relatif terjangkau untuk semua kalangan. Di toko buku toko buku Gramedia, ia dibandrol seharga Rp 35.000,- Diskon baru didapatkan jika pembayarannya memakai produk kartu prabayar dari salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia.
Penciptaannya
Tokoh Tintin ternyata diciptakan secara terburu-buru oleh Herge pada bulan Januari 1929 untuk membantu mengisi Le Petit Vingtieme, suplemen koran anak-anak mingguan yang terbit di Belgia, yang merupakan tanggung jawabnya. Namun dari penciptaan awalnya yang ragu-ragu, ternyata Tintin malah menundukkan panggung dunia. Bahkan Presiden Perancis, Charles de Gaulle (namanya sekarang diabadikan menjadi nama salah satu bandar udara tersibuk di Eropa) pernah berujar:
Tintin adalah "satu-satunya rival internasionalnya".
Dari tokoh Pandu biasa, Tintin menjelma menjadi seorang tokoh internasional, melanglang buana ke hampir seluruh dunia, dan bahkan menjadi sumber inspirasi yang tidak habis-habisnya bagi generasi muda di seluruh dunia.
Inspirasi
Dari buku ini ditemukan bahwa tokoh Tintin diciptakan oleh Herge terinspirasi dari beberapa orang, antara lain diantaranya adalah Albert Londres, Bill Deedes - editor Daily Telegraph, hingga Paul Remi, adiknya. Buku ini menceritakan dengan apik, bagaimana seorang Herge mengembangkan tokoh Tintin berdasarkan tokoh-tokoh yang menginspirasinya tersebut. Selain itu buku ini menceritakan bahwa dalam penciptaan karakter Tintin ini, ia menjadi ikut larut bertualang di dalamnya dan turut serta melanglang buana ke seluruh dunia hingga ke bulan! Herge benar-benar bisa membuat para pembacanya larut dan percaya serta tertanam dalam-dalam otak para pembacanya. Salah satu penggemarnya di Indonesia bahkan pernah berkata (ini membuatku tersenyum simpul dan berpikir, eh sampai segitunya ya?) :
Aku dulu pernah dihukum di sekolahan karena ngotot dan bersikeras pada Bu Guru bahwa orang pertama yang mendarat di Bulan adalah Tintin, Kapten Haddock, Milo, dan Profesor Lakmus. Bukan Neil Amstrong sebagaimana yang diajarkannya.
Hal ini terjadi karena, Herge dengan cerdiknya "mendaratkan" Tintin dan teman-temannya di bulan, 16 tahun sebelum Neil Amstrong benar-benar mendarat di bulan. Cerita ini begitu melekat di benak rekan tadi hingga membuatnya berani ngotot bahwa yang pertama kali mendarat di Bulan adalah Tintin dan teman-temannya, dan bukan si Neil Amstrong.
Profesi dan Usia
Di dalam buku ini pulalah bisa dijawab berbagai pertanyaan, sebenarnya Tintin itu profesinya apa sie? Wartawan? Tapi kapan dia pernah menuliskan dan mengirimkan hasil wawancaranya? Di media mana dia bergabung? Penyelidik? Profesi ini biasanya disinggung oleh anjing setianya,
Ya ampun, mulai lagi deh... Sherlock Holmes mencari jejak!
Selain itu, buku ini mencoba menjawab pertanyaan kritikus yang mempertanyakan usia Tintin yang selalu tampak muda, layaknya detektif Sherlock Holmes. Bahkan di salah satu halamannya ditemukan alasan yang cukup serius dan sesuai dengan hukum medis dunia kedokteran, mengapa Tintin tidak pernah bertambah tua. Profesor Claude Cyr dari Quebec's Sherbrooke University, Quebec, Kanada menjelaskannya dalam jurnal Canadian Medical Association Journal. Tentunya dengan penjelasan ini, Herge pasti akan senang sekali!
Penutup
Buku ini layak dimiliki oleh para penggemar Tintin, dan buatku buku ini tidak hanya nikmat untuk dibaca dan diselami, tapi membuatku memiliki inspirasi baru untuk membagi hal ini di situs bagi bersama, Ensiklopedia Daring, Wikipedia Indonesia. Hal-hal lain yang tidak diungkap di buku ini bisa dibaca di Ensiklopedia Daring Berbahasa Indonesia, Wikipedia Indonesia.
Memang Tintin itu,
"ASTAGANAGA!"
Menjelang Sepertiga Malam di Akhir Minggu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H