Misbulabdillah17 Kompasiana.com- Lengah alam yang kembali terukir dingin kembali tidur kembali bermain di ingatan, musik daerah memberikan harapan untuk semangat yang kuat akan tradisi tradisi daerah yang mungkin juga kami lupakan, dan saya sendiri masih bermain di pelipur lara, melihat bulan sabit malam yang terukir di ufuk barat seakan ingin di ajak berbicara, dan berbicara-bicara ini adalah alam alam fikrian ku yang bermain, seolah ada jawaban yang mungkin ia lontarkanMalam apa kabarnya
malam dimana dirimu
dan malam kembali lah dalam hangat
pankuan dirimu
yang terurai dari jauhnya ingatan
malam malam yang ada bulan
bulan sabit terlihat indah
Berjalan jalan fikiran di atas langit
langit yang keras
kelam dan tak ada raihan kehidupan
di ufuk malam ada bintang
satu persatu di larikan
malam di gelombang jiwa
yang tengelam
dalam buain tangan sendiri
rasa lelah tak ada arti
jika malam kembali terukir
dengan senyuman
di Pandangan malam
Bulan sabit malam di lirih tatapan
malam yang lirih dan lara dalam larian
sendu senda merenda
Jauh dari ingatan ini, hanya tersirat alam yang bermain. di teriak malam di udara adalah imajinasi penuh yang lara, dan akan di kuatkan dalam kosakata cinta yang terukir, jauh lara tak terkira dari. mana larinya fikiran ini semua akan tercipta sebagaimana mestinya, wahai malam yang malam, kembali kan dirimu yang terang benderang. Pekanbaru Utara (24/7) di catatan malam sebelum tidur@abdi_cakrawala
Promentory – Enya Song Lyrics
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H