Misbulabdillah17Kompasiana.com- Dingin dingin yang lari dalam pandangan kembali, ingatan ingatan kembali tak bertepi di takhluk hari yang lama terdiam gersang yang tinggi, hari penuh cinta adalah misteri. baru dan lama itu biar lah misteri lagi, tidak lagi mekarnya bunga bersemi dalam pandangan kita, ada rasa tak rasa di udara. di lirih angin malam yang berbau surga ingatan. dayuh dayuh mendayuh hati di sampan kecil yang mendayuh lirih kuat di sungai jantan, ular di janjikan berdirinya di perahu ini bergoyang di ingatan, ombak ombak kecil berjalan, di atas burung bangau yang terbang, hutan kecil di pesisir menjadi daya tarik sendiri di dalam ada ular kecil yang bermain di jalan kecil kembali, jangan akan bermusuhan. semua nya lari di jalan kehidupan yang bergerak cepat dan lama. itu tak ada jawaban, yang tak mungkin saya pertanyakan.Fazzira Fazzira
lirih hari ini mengetarkan
yang terus berjalan dan berjalan
kayuh sampah yang berjalan
Menuju muara lama di ingatan
membawa ayah dalam perjalanan
kapal dalam dagangan
muara akan di perpisahan
yang berjalan dalam
satu purnama kedepan
ayah tak akan pulang
Sekilas singkat yang terjadi dalam keluarga kecil ini, mengetarkan dalam perpisahan senja tampa nama, di pelabuhan lama mereka harus berpisah sementara, lalu dengan mengapai mimpi yang kuat, anak dan istrinya di tinggal kan sang ayah, dengan berat hari pergi duluan untuk, berniaga dengan pelaut lainya yang menunggu di kapal ujung muara.
Ayah fazzira yang terimankan
ayah fazzira yang ayah kasihi
fazzzira kecil sama bunda
yang mengirin langkah kaki
fazzira mengapai ilmu akhirat
yang di sisipkan doa doa panjang
akan terurikan
di perjalanan dermaga lama
penuh kerindaan
Percakapan batin yang tak mungkin di dengan khayal ramai, kekuatan seorang anak gadis kecil denagan iman yuang kuat, di tanamkan oleh kedua orang tuanya, mengitari langkah kaki ayahanda nya, dan di pagi yang terurai semu berjalan sebagaimana mestinya, dan fazzira sendri di bawah oleh ibu nya, ke jalan pulang, dengan berliang air mata, menhantarkan ayahanda berangkat ke muara pelabuahan lama di muara pesisir Sumatera. saya yang menulisakan ini pun terlarut dalam kesedihan dan mengurai kan air mata juga, dan tak ada kata lain ini lah jalan yang di alamin orang tuanya, berniaga hingga bertahun tahun di pesisir dan seluruh Pelabuhan nusantara. saya pun, dalam terliann air mata di derita singkat ini, pun mengurai kan kalimat setara indah di pelupuk kata kata:
Fazzira zivanka Assiyiriah
kasih kecil mu juga tak terbantahkan
mengapai asa dengan sejuta ksasih
kasih misteri lama di leraikan
ruang ruang baru
di kehidupan
angin angin senja yang lara
dipelabuhan di ufuk timur jingga
akan tenggelam dari peraduanya
Memang di tekankanlah demikian, kesedihan dan kerindaan lah yang bermaian di mainkan di jalan yang lurus,dan akan kita tentukan dengan ritme panjang lagi di depan yang penuh hayalan dan harapan, terimakasih fiksi ku Fazzira Zivanka Assiryiriah. kekuatan kata kata ini akan mengetarkan lama nya hari itu akan di sangsikan. @abdi_cakrawala
Bersambung....
Promentory – Enya Song Lyrics
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H