Mohon tunggu...
Misbul Abdillah
Misbul Abdillah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Blogger-man//Penulis Sajak-Indonesia//Linked in: Misbul abdillah/seorang backpackers/Fanpages on facebook: Abdi Backpackers //wiraswasta Beredar di akun twitter @abdi_cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kasih Yang di Pelaminan

20 Juni 2012   19:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:43 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misbulabdillah17Kompasiana.com- Dalam tangisan waktu yang bergulir di antara bintang yang terkena bersinar terang, di leraikan tulisan dan harapan panjang, di pesisir timur terus berjuang di kegelapan malam yang terus mencekam, di terpa badai sudah biasa. di terpa kemiskinan juga tak terkira. diterpa kasih sayang itu yang mengurita, ketika syair syair alam dan karam menjelma membukit di antara ribuan karang yang terukir di selat malaka, melambaikan kasih yang tertingal di penghujung selat Riau raya, angin yang kencang malam ini tak juga bisa menghentikan kasih ini bermain, di bawah angin yang tinggi-di bawah kabut malam yang mengudara di langit langit mata ini, berlari lah di malam yang sunyi, rumah rumah tua pelipur lara mengecam kesunyian, tidak berpenghuni. surau  tua tempat penantian akan  kesendiran malam ku besandarkan dengan air sungai yang deras di larikan dengan tetes hujan air mata yang bermain.tangan tangan ini akan berhenti berharap dan berdoa dengan kertas lama tercoret basah.

Kasih di mana harapan itu ada

ketika halaman itu bergerak

angin angin  undangan berjalan

salam sirih terus berganti

pemuka adat datang hinga tak pasti

menjemput kasih di tepian hati

Kasih di andinda tersayang di pelaminan

kakanda tak bisa begerak

ketika aku penyair jalanan

berjalan tampa arah

kasih di sanding orang kaya raya

yang di satukan orang tua

penyair memang pantas di buang

memang itu kedaan

ketika tulisan sendiri menjadi sandaran

menjemput impian

di relung negeri tampa impian

Kasih ingat kan engkau

merebut kasih di angan angan

pesisir timur jadi sandaran

menembus hayal dan pelarian

singah sana di pantai tepian

di ujung kebersamaan

sepanjang purnama larikan

Kasih yang berbalutkan

kain emas di sandaran

kuning keemasan mengkilau dalam pandangan

pelipur lara masyarakat menyaksikan

kakanda berjalan jalan tampa

asa dan raihan jiwa

melarikan diri dengan keadaan

Keadaan yang tak pasti ku gemgam

selamat tinggal kasih yang terlena

pelabuan senja tampa nama

adalah milik kita

merenda kasih dalam ingatan lama

ku berjalan dengan segala tepian kata kata

aksara lama dan cinta punggawa pena

selamat jalan kekasih di kehidupan baru

hidup di arah mimpi angan mu

lari jiwa di buai malam,

Misbul  abdillah

Riau - Lingga

Bayang bayang malam kini berjalan kembali, angin malam tidak memeluk hari ini untuk bersabar, tidak ada kata indah yang akan bisa berjalan, kasih di lerai ingatan. akan kerumitan kisah yang akan tergantikan. malam ini juga mengisahkan kisah, kasih tak sampai juga jadi pegangan kedepan, bahan acuan kata ini bergerak hendak kemana. wahai malam yang bermain menjelang pagi, biarkan emosi lara ini hilang di terpa gelombang malam, dan tak beharap berubahnya selat malaka, selamat menempuh  di jalan yang berbeda, di jatuh yang sama. di kenangan yang berbeda. di kasih yang tak  kesampain  di pesisir Sumatera, Selat Malaka antara Indonesia Dan Malaysia. @abdi_cakrawala

Promentory – Enya Song Lyrics

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun