Mereka memandang cinta sebagai sesuatu yang romantis dan sulit dijelaskan.Â
Mereka lebih fokus pada koneksi emosional dan sering mengabaikan atribut fisik atau material seperti kecantikan, kekayaan, atau kecerdasan.Â
Bagi milenial, cinta adalah perjalanan untuk saling memahami, mendukung, dan tumbuh bersama. Harapan yang tinggi terhadap pasangan sering kali menjadi ciri khas mereka.
Di sisi lain, Gen Z lebih realistis dalam pendekatan mereka.Â
Mereka cenderung mempertimbangkan faktor-faktor praktis dalam menjalin hubungan, seperti kompatibilitas gaya hidup, kestabilan emosional, dan tujuan jangka panjang yang dapat diraih bersama.Â
Bagi Gen Z, cinta tidak hanya tentang perasaan, tetapi juga tentang kesesuaian dalam aspek kehidupan sehari-hari.Â
Mereka memandang hubungan sebagai kemitraan yang saling menguntungkan, di mana keduanya bisa berkembang tanpa kehilangan identitas masing-masing.Â
Pendekatan ini menunjukkan keseimbangan antara hati dan logika yang menjadi karakteristik generasi ini.
5. Pengaruh Media Sosial dalam Hubungan
Media sosial juga memainkan peran penting dalam membentuk gaya hubungan kedua generasi ini.Â
Milenial cenderung menggunakan media sosial untuk berbagi momen penting dan mengekspresikan cinta mereka secara publik, seperti melalui foto atau status romantis.Â
Namun, mereka tetap berhati-hati agar media sosial tidak mendominasi hubungan mereka.Â