Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Obsesi iPhone di Indonesia, Ketika Gengsi Mengalahkan Logika Finansial

8 Januari 2025   06:00 Diperbarui: 7 Januari 2025   10:57 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi iphone (sumber:freepik/freepik)

 Apple menciptakan rasa eksklusivitas dengan harga tinggi, membuat produk mereka terasa istimewa. 

Ironisnya, eksklusivitas ini justru menjadi daya tarik utama bagi kelas menengah ke bawah. 

Mereka percaya bahwa memiliki iPhone adalah langkah untuk "naik kelas" dan setara dengan mereka yang lebih mampu.

Jebakan Kredit dan Rendahnya Literasi Keuangan

Salah satu alasan mengapa iPhone dapat dimiliki banyak orang adalah kemudahan pembayaran melalui sistem kredit atau cicilan. 

Dengan uang muka kecil atau cicilan ringan, siapa saja bisa membawa pulang iPhone. Namun, ini sebenarnya adalah jebakan finansial.

Banyak penjual menawarkan cicilan dengan bunga rendah, misalnya 2% per bulan. Namun, jika dihitung secara tahunan, bunga ini bisa mencapai 24%, bahkan lebih tinggi dari harga asli iPhone. 

Masalahnya, banyak orang hanya fokus pada nominal cicilan bulanan, seperti Rp500.000 per bulan, tanpa mempertimbangkan total biaya yang harus mereka bayar.

Minimnya literasi keuangan di Indonesia memperburuk keadaan. S

urvei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022 menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia hanya sekitar 49%. 

Banyak yang tidak memahami cara kerja sistem kredit atau cicilan, sehingga mereka terjebak dalam utang konsumtif yang sulit dilunasi.

Kebutuhan atau Keinginan?

Salah satu masalah utama adalah sulitnya membedakan antara kebutuhan dan keinginan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun