Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

5 Tips Efektif Menyusun Resolusi Keuangan 2025 agar Tidak Sekadar Wacana

4 Januari 2025   06:00 Diperbarui: 3 Januari 2025   10:51 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi resolusi keuangan (sumber:freepik/freepik)

Saat tahun baru tiba, banyak orang merasa antusias menyusun resolusi keuangan. Semangat ini biasanya begitu tinggi di awal, namun sering kali memudar seiring berjalannya waktu. 

Banyak dari kita mendapati diri kehilangan arah hanya dalam beberapa bulan pertama. Mengapa ini terjadi? Sering kali, kegagalan berasal dari kesalahan-kesalahan kecil yang sebenarnya bisa dihindari. 

Berikut adalah lima kesalahan umum yang sering menyebabkan resolusi keuangan gagal, lengkap dengan solusi untuk memastikan rencana keuangan Anda berjalan lancar sepanjang tahun.

1. Target yang Tidak Realistis

Salah satu alasan utama mengapa resolusi keuangan gagal adalah karena target yang terlalu tinggi, tidak realistis, atau tidak sesuai dengan kondisi keuangan saat ini. 

Banyak orang yang optimis di awal dan menetapkan target besar seperti menabung puluhan juta dalam setahun, meskipun penghasilannya terbatas. 

Akibatnya, target terasa tidak mungkin dicapai, dan semangat menurun hanya dalam beberapa bulan.

Solusinya adalah menetapkan target yang realistis dan terukur. Pastikan target Anda menggunakan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).

 Contohnya, daripada menetapkan target untuk menabung 10 juta dalam setahun, mulailah dengan menabung 1 juta per bulan. Langkah ini lebih dapat dicapai dan memberikan rasa pencapaian yang konsisten. 

Anda juga bisa menggunakan metode alokasi 50/30/20, di mana 20% dari penghasilan digunakan untuk tabungan atau investasi. Dengan strategi ini, Anda bisa membangun kebiasaan keuangan yang sehat tanpa merasa terbebani.

2. Kebiasaan Impulsif karena FOMO

Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) menjadi salah satu hambatan terbesar dalam menjaga keuangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun