Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sudden Wealth Syndrome, Bahaya di Balik Kekayaan yang Datang Tiba-Tiba

3 Januari 2025   10:00 Diperbarui: 3 Januari 2025   09:16 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kaya mendadak (sumber:freepik/drobotdean)

Kunci dari kekayaan yang sesungguhnya adalah keberlanjutan. Kekayaan yang dibangun secara perlahan, seperti menaiki tangga satu per satu, cenderung lebih stabil dan bertahan lama. 

Proses ini memang membutuhkan kesabaran, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang manajemen keuangan dan pengendalian diri.

Contoh nyata dari keberhasilan membangun kekayaan berkelanjutan dapat dilihat pada keluarga Rothschild. 

Keluarga ini adalah salah satu dinasti paling kaya dan berpengaruh di dunia. Kekayaan mereka dibangun selama beberapa generasi melalui bisnis perbankan dan perdagangan emas. 

Setiap generasi diajarkan untuk mengelola kekayaan dengan bijaksana, memastikan bahwa harta mereka tidak hanya bertahan tetapi juga terus berkembang.

Sebaliknya, orang yang mendapatkan kekayaan secara mendadak sering kali tidak memahami nilai perjuangan di baliknya. 

Mereka cenderung melihat uang hanya sebagai alat untuk memenuhi keinginan sesaat, tanpa memikirkan dampak jangka panjang. 

Ketika uang habis, mereka sering kali tidak tahu bagaimana memulai kembali, karena mereka tidak pernah belajar bagaimana membangun kekayaan dari nol.

Kesimpulan

Mendapatkan kekayaan secara instan mungkin terlihat menggiurkan, tetapi sering kali datang dengan risiko yang besar. 

Kekayaan yang diperoleh tanpa proses cenderung lebih sulit untuk dipertahankan. 

Oleh karena itu, penting untuk menghargai proses, belajar mengelola keuangan dengan bijaksana, dan tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif yang merusak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun