Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rahasia Mengubah Kebiasaan Buruk Menjadi Baik

19 Desember 2024   06:00 Diperbarui: 19 Desember 2024   13:04 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebiasaan memainkan peran yang sangat besar dalam kehidupan kita. Sebagian besar kebiasaan terbentuk secara tidak sadar, dan ini bisa cukup menakutkan. 

Mengapa? Karena kita, secara tidak langsung, melepaskan kendali atas sebagian besar kehidupan sehari-hari kita. 

Namun, ada kabar baik: kita masih memiliki pilihan. Dengan sedikit kesadaran diri dan memahami rahasia pembentukan kebiasaan, kita dapat memutus siklus ini dan memanfaatkan alam bawah sadar untuk membuat pilihan yang lebih sehat. 

Dalam proses ini, kita belajar bahwa kebiasaan adalah alat yang sangat kuat jika dimanfaatkan dengan benar.

Apa Itu Kebiasaan?

Kebiasaan adalah perilaku yang kita ulangi terus-menerus hingga menjadi bagian dari diri kita. 

Contohnya, ketika seseorang melemparkan sesuatu ke arahmu, apa insting pertama kamu? Kebanyakan dari kita mungkin akan berusaha menangkapnya. 

Hal ini terjadi secara refleks karena telah menjadi kebiasaan yang terbentuk dari proses pembelajaran bertahun-tahun.

Secara karakteristik, kebiasaan memiliki dua ciri utama:

  1. Otomatis: Dilakukan tanpa berpikir secara sadar.

  2. Tidak Ada Perasaan yang Menyertainya: Karena dilakukan berulang-ulang, kebiasaan ini menjadi bagian dari rutinitas yang biasa saja.

Namun, ketika rutinitas terganggu, dampaknya bisa terasa. Misalnya, jika kamu terbiasa lari pagi setiap hari, lalu tiba-tiba tidak bisa melakukannya karena ada meeting pagi, kamu mungkin merasa kesal atau tidak nyaman. 

Hal ini menunjukkan betapa dalamnya kebiasaan tertanam dalam rutinitas kita sehari-hari.

Kebiasaan terbentuk melalui beberapa cara, di antaranya:

  • Niat yang Disengaja: Misalnya, mulai olahraga setiap pagi untuk meningkatkan kebugaran tubuh.

  • Perilaku Masa Lalu yang Acak: Contohnya, duduk di bangku yang sama setiap hari karena awalnya terasa nyaman, lalu menjadi kebiasaan.

  • Gabungan Niat dan Penjelasan: Seperti bersepeda ke kantor untuk alasan diet dan ternyata juga menikmati udara segar di pagi hari.

Setiap kebiasaan yang kita bentuk, baik secara sadar maupun tidak, memiliki dampak jangka panjang terhadap cara kita menjalani kehidupan.

Cara Menciptakan Kebiasaan yang Lebih Sehat

Hidup kita dibentuk oleh berbagai kebiasaan kecil. Faktanya, studi menunjukkan bahwa setidaknya sepertiga dari hidup kita berjalan dalam mode autopilot. 

Dalam momen-momen ini, kita membuat keputusan tanpa benar-benar berpikir secara sadar. 

Namun, meskipun kebiasaan sering berjalan otomatis, kita tetap punya pilihan untuk membentuk kebiasaan baru yang lebih sehat. Berikut adalah tiga langkah penting untuk mencapainya:

1. Tentukan Motivasi Anda

Motivasi adalah kunci untuk melewati tantangan yang muncul saat mencoba membentuk kebiasaan baru. Salah satu cara efektif adalah menggunakan formula WOOP (Wish, Outcome, Obstacle, Plan):

  • Wish: Apa keinginanmu?

  • Outcome: Hasil apa yang diharapkan?

  • Obstacle: Tantangan apa yang mungkin muncul?

  • Plan: Rencana apa yang bisa kamu buat?

Sebagai contoh, jika kamu ingin membentuk kebiasaan lari pagi, hasil yang diharapkan adalah tubuh lebih fit dan mampu lari sejauh 10 km. 

Tantangannya mungkin ketidaknyamanan fisik seperti pegal-pegal. Solusinya adalah memulai dengan langkah kecil, seperti jalan santai atau naik turun tangga sebelum mulai berlari.

Selain itu, gunakan afirmasi positif untuk memotivasi diri. Contohnya, "Saya bertekad untuk naik tangga setiap hari" lebih efektif daripada "Saya tidak akan naik lift." 

Kalimat positif ini menciptakan energi yang mendukung perubahan dan membuat kebiasaan baru terasa lebih menyenangkan.

2. Buat Kebiasaan Menjadi Menyenangkan

Jika kebiasaan terasa membosankan, kecil kemungkinan kita akan konsisten melakukannya. Oleh karena itu, cobalah membuatnya lebih menarik. 

Misalnya, saat lari pagi, gunakan rute yang berbeda untuk menghadirkan suasana baru yang menyegarkan. 

Selain itu, kamu bisa mendengarkan musik favorit atau podcast inspiratif untuk menambah semangat saat beraktivitas.

Tidak hanya itu, ciptakan penghargaan kecil bagi dirimu sendiri ketika berhasil menjalankan kebiasaan baru. 

Misalnya, setelah seminggu konsisten olahraga, kamu bisa menikmati makanan sehat favorit atau membeli sesuatu yang memotivasi seperti perlengkapan olahraga baru.

Tips Mengubah Kebiasaan Buruk

Mengubah kebiasaan buruk bukanlah hal yang mudah. Sebuah riset terhadap lebih dari 200 orang menemukan bahwa 60% dari mereka tidak dapat konsisten menjalankan resolusi tahun baru. 

Apa alasannya? Seringkali, kita gagal karena tidak memahami akar dari kebiasaan buruk tersebut. 

Tanpa pemahaman ini, upaya untuk berubah bisa terasa seperti melawan arus.

1. Identifikasi Kebiasaan Buruk

Langkah pertama adalah menyadari kebiasaan buruk yang ingin diubah. 

Sebagai contoh, jika kamu seorang perokok, kamu mungkin menyadari bahwa kebiasaan ini menyebabkan masalah pernapasan. 

Atau jika kamu mengalami obesitas, kamu mungkin sadar bahwa berat badanmu terus bertambah. Kesadaran ini menjadi langkah awal untuk memahami posisi kamu saat ini dan perasaan yang muncul akibat kebiasaan tersebut.

Lakukan refleksi mendalam terhadap kebiasaan buruk yang dimiliki. Catat kapan dan dalam kondisi apa kebiasaan tersebut paling sering muncul. Pemahaman ini akan membantu kamu menemukan pola yang bisa diubah.

2. Latih Kontrol Diri

Kebiasaan buruk sering muncul karena kita lebih memilih kepuasan instan tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang. 

Kontrol diri ibarat otot yang perlu dilatih. Semakin sering kamu melatihnya, semakin kuat kemampuanmu untuk menahan godaan.

Sebagai contoh, jika kamu ingin berhenti makan camilan tidak sehat, mulailah dengan mengganti camilan tersebut dengan alternatif yang lebih sehat, seperti buah-buahan. 

Langkah kecil ini akan membantu memperkuat kontrol diri secara perlahan. Selain itu, buat pengingat visual seperti catatan di dapur atau meja kerja untuk mengingatkan tujuanmu.

3. Fokus pada Solusi, Bukan Larangan

Alih-alih fokus pada apa yang tidak boleh dilakukan, fokuslah pada apa yang bisa kamu lakukan. 

Contohnya, daripada mengatakan "Saya tidak boleh makan junk food," ubah menjadi "Saya akan memasak makanan sehat di rumah." Pendekatan ini jauh lebih efektif dalam membantu kamu mencapai tujuan.

Selain itu, ubah lingkungan di sekitarmu agar mendukung perubahan. Misalnya, jika ingin berhenti makan makanan cepat saji, pastikan stok makanan sehat selalu tersedia di rumah sehingga pilihan yang lebih baik menjadi lebih mudah.

Penutup

Kebiasaan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. 

Baik kebiasaan positif maupun negatif, semuanya membentuk siapa diri kita. 

Dengan memahami cara kebiasaan terbentuk, menciptakan kebiasaan yang lebih sehat, dan mengatasi kebiasaan buruk, kita dapat mengambil kembali kendali atas hidup kita.

Ingat, kontrol diri adalah keterampilan yang bisa dilatih. Mulailah dari langkah kecil, dan lama-kelamaan, kebiasaan sehat akan menjadi bagian dari dirimu.

Tidak ada kebiasaan yang terlalu kecil untuk diubah, selama kita mau berusaha dengan konsisten. 

Prosesnya mungkin membutuhkan waktu, tetapi dengan motivasi yang jelas dan strategi yang tepat, kita dapat membentuk hidup yang lebih baik. Jadikan setiap langkah sebagai bagian dari perjalanan menuju versi terbaik dirimu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun