Salah satu penyebab utama rendahnya upah adalah ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja dan kebutuhan industri.Â
Banyak lulusan perguruan tinggi di Indonesia tidak bekerja sesuai dengan bidang studi mereka. Data menunjukkan bahwa 80% mahasiswa bekerja di sektor yang tidak relevan dengan jurusan yang mereka ambil.
Hal ini disebabkan oleh kurikulum pendidikan yang kurang adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja.Â
Sebagai contoh, banyak kampus masih mengajarkan pemasaran dengan metode konvensional, sementara dunia bisnis saat ini sudah beralih ke pemasaran digital.Â
Kemampuan seperti SEO, analisis data, dan pemasaran melalui media sosial sangat dibutuhkan, tetapi sering kali tidak diajarkan di bangku kuliah.
Akibatnya, perusahaan lebih memilih merekrut tenaga kerja dengan keterampilan yang relevan, bahkan jika itu berarti harus mempekerjakan tenaga asing.Â
Di sisi lain, lulusan lokal yang kurang memiliki keterampilan khusus hanya bisa mengandalkan pekerjaan dengan upah rendah.
2. Kesenjangan Pendidikan
Selain lulusan perguruan tinggi, lulusan SMP dan SMA yang langsung masuk ke dunia kerja juga menghadapi tantangan serupa.Â
Karena pendidikan mereka terbatas, mereka cenderung hanya mengisi pekerjaan yang bersifat generik dan tidak membutuhkan keahlian khusus.
Pekerjaan seperti pekerja lapangan, karyawan toko ritel, atau pekerja serabutan umumnya menawarkan upah rendah. Tanpa keahlian tambahan, sulit bagi mereka untuk meningkatkan penghasilan atau mengembangkan karier lebih lanjut.
3. Middle-Income Trap
Indonesia saat ini terjebak dalam middle-income trap, yaitu kondisi di mana negara telah keluar dari status miskin tetapi belum mampu menjadi negara maju.