Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dunning-Krugger Effeck: Ketika Gen Z Merasa Tahu Segalanya

29 November 2024   06:00 Diperbarui: 29 November 2024   06:17 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gen z (sumber: Freepik/freepik)

Dunning-Kruger Effect adalah salah satu fenomena psikologi paling menarik yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari. 

Fenomena ini pertama kali diidentifikasi oleh David Dunning dan Justin Kruger pada tahun 1999 dan sejak itu menjadi salah satu topik yang sering dibahas dalam berbagai konteks, mulai dari pendidikan hingga dunia kerja. 

Dunning-Kruger Effect menggambarkan bagaimana individu dengan kemampuan rendah dalam suatu bidang cenderung melebih-lebihkan kemampuan mereka, sementara individu yang benar-benar kompeten justru cenderung meremehkan keahliannya.

Dalam era digital yang penuh dengan informasi instan, fenomena ini semakin relevan, khususnya di kalangan Gen Z. 

Sebagai generasi yang tumbuh dengan akses tanpa batas ke berbagai sumber informasi, Gen Z kerap menghadapi tantangan unik: ilusi pengetahuan. 

Mereka sering merasa tahu banyak hal hanya karena membaca artikel singkat atau menonton video tutorial, padahal pemahaman mendalam sering kali masih jauh dari kata cukup.

Ilusi Pengetahuan di Era Digital

Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, dikenal sebagai generasi digital pertama. 

Mereka tumbuh bersama smartphone, media sosial, dan mesin pencari yang membuat akses ke informasi menjadi sangat mudah. Dalam hitungan detik, mereka dapat menemukan jawaban atas hampir semua pertanyaan.

Namun, kemudahan ini membawa risiko: merasa tahu banyak hal tanpa pemahaman yang benar-benar mendalam. 

Misalnya, seseorang mungkin membaca artikel tentang kesehatan mental di internet dan merasa cukup ahli untuk memberi nasihat, meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang psikologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun