Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Passion atau Gaji Tinggi? Begini Cara Gen Z Menentukan Karier

25 November 2024   06:00 Diperbarui: 30 November 2024   17:35 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mayoritas orang di dunia menghadapi tantangan besar untuk memiliki uang yang cukup, bahkan sekadar memenuhi kebutuhan dasar. 

Apalagi untuk menjadi kaya? Bagi sebagian besar orang, hidup cukup saja sudah sulit. 

Terlepas dari seberapa rendah Anda memprioritaskan uang---bahkan jika uang hanya menjadi prioritas ke-10 dalam hidup Anda---realitasnya adalah segala hal tetap membutuhkan uang.

Uang: Prioritas yang Tak Terhindarkan

Beberapa orang mungkin berkata, "Prioritas pertama saya adalah kesehatan fisik," atau, "Saya ingin menjaga kesehatan mental." 

Namun, keduanya tetap membutuhkan uang. Makanan sehat, konsultasi dengan psikolog, atau kegiatan untuk menjaga keseimbangan hidup tidak datang secara gratis.

Bahkan dalam membangun hubungan (relationship), uang sering kali menjadi aspek penting. Saat ini, di media sosial seperti Twitter, semakin banyak orang mendiskusikan "minimum spesifikasi gaji" ketika mencari pasangan. 

Banyak perempuan independen yang tetap mencari pasangan yang mapan, sementara pria dihadapkan pada tekanan untuk memenuhi ekspektasi finansial tersebut.

Di era modern ini, kita tidak bisa menghindari realitas bahwa uang, secara langsung atau tidak langsung, memengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Inilah fakta zaman sekarang yang menjadi tantangan besar bagi Gen Z.

Gen Z dan Tantangan Dunia Modern

Banyak dari Gen Z merasa dunia ini tidak adil. Kapitalisme yang masif, ketimpangan sosial, dan tekanan untuk sukses menciptakan rasa frustrasi yang mendalam. 

Namun, hanya mengeluh tidak akan mengubah apapun. Jika kita hanya komplain tentang sistem tanpa bertindak, kapan kita bisa menemukan kebahagiaan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun