Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kunci Keuangan Sehat: Prioritaskan Kebutuhan, Kendalikan Keinginan

12 November 2024   06:00 Diperbarui: 12 November 2024   06:06 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi keuangan sehat. sumber: freepik

Mengelola keuangan pribadi adalah keterampilan yang penting untuk dimiliki oleh setiap individu. 

Salah satu tantangan utama dalam hal ini adalah menentukan apa yang benar-benar penting untuk dibeli dan apa yang hanya sekadar keinginan

Banyak orang sering kali terjebak dalam pola pikir bahwa segala sesuatu yang mereka inginkan adalah sesuatu yang mereka butuhkan, yang sering kali berujung pada pemborosan dan ketidakmampuan untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang.

Saat kita memutuskan untuk membeli sesuatu, kita sering kali bertanya, “Apakah ini benar-benar perlu?” 

Namun, seringkali kita juga terjebak dalam godaan tren atau keinginan yang membuat kita terpaksa mengeluarkan uang untuk barang yang sebenarnya tidak terlalu penting. 

Apa Itu Kebutuhan dan Keinginan?

Untuk mulai membahas topik ini, pertama-tama kita perlu memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan kebutuhan dan keinginan.

Kebutuhan adalah segala hal yang diperlukan untuk bertahan hidup dan menjaga kualitas hidup. Kebutuhan ini mencakup berbagai hal yang penting untuk kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan kita. 

Misalnya, makanan yang sehat, tempat tinggal yang layak, pakaian yang memadai, pendidikan, layanan kesehatan, dan transportasi. 

Kebutuhan ini juga mencakup hal-hal yang mungkin tidak langsung menyentuh hidup kita sehari-hari, namun tetap penting, seperti asuransi kesehatan atau tabungan pensiun.

Sementara itu, keinginan adalah barang atau layanan yang dapat meningkatkan kenyamanan hidup atau memberikan kesenangan, namun tidak mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidup. 

Keinginan sering kali dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya, serta kecenderungan manusia untuk selalu ingin lebih dan lebih. 

Contoh dari keinginan ini adalah membeli gadget terbaru, pakaian bermerek, atau menghabiskan waktu di kafe atau restoran mewah.

Mengapa Membedakan Kebutuhan dan Keinginan Itu Sangat Penting?

Membedakan antara kebutuhan dan keinginan sangat penting karena hal ini mempengaruhi cara kita mengelola anggaran dan keuangan pribadi. Sering kali, kita menganggap keinginan sebagai kebutuhan, sehingga pengeluaran kita menjadi tidak terkendali. 

Jika kita terus-menerus membeli barang yang kita inginkan tanpa memikirkan apakah itu benar-benar penting atau tidak, maka kita akan kesulitan untuk menabung atau memenuhi kebutuhan dasar.

Salah satu cara untuk menghindari masalah ini adalah dengan mengelompokkan pengeluaran menjadi dua kategori besar: kebutuhan dan keinginan. 

Ketika Anda mulai menyadari bahwa tidak semua yang ingin Anda beli adalah sesuatu yang perlu, Anda akan bisa mengelola keuangan dengan lebih bijak dan terhindar dari pemborosan.

Dampak Mengabaikan Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan

Mengabaikan perbedaan antara kebutuhan dan keinginan dapat berdampak serius pada keuangan seseorang. Beberapa dampak yang mungkin timbul adalah sebagai berikut:

1. Pembengkakan Anggaran

Sering kali, keinginan dapat menambah pengeluaran yang tidak direncanakan dalam anggaran. 

Misalnya, membeli gadget baru, pergi berlibur, atau menghabiskan uang di restoran mahal dapat menyedot dana yang seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tagihan, atau tabungan. 

Tanpa perencanaan yang matang, pengeluaran untuk keinginan ini bisa mengganggu keseimbangan keuangan Anda.

2. Tergoda untuk Mengambil Utang

Ketika keinginan menguasai kita, terkadang kita tergoda untuk menggunakan kartu kredit atau bahkan mengambil pinjaman untuk memenuhi hasrat tersebut. 

Padahal, utang ini bisa berakibat fatal jika tidak segera dibayar. Terlebih lagi, bunga yang harus dibayar bisa semakin memberatkan, membuat Anda semakin terjebak dalam lingkaran utang yang sulit diputuskan.

3. Kepuasan yang Hanya Sementara

Banyak orang yang merasa bahagia setelah membeli barang yang diinginkan, namun kebahagiaan tersebut tidak bertahan lama. 

Barang yang Anda beli mungkin tidak memberikan kepuasan yang lebih dari beberapa minggu, sementara tagihan atau utang tetap ada. 

Keinginan ini sering kali bersifat sementara, dan Anda akan segera mencari keinginan baru yang lebih besar atau lebih mahal.

4. Kesulitan Menyusun Tujuan Keuangan

Ketika Anda lebih fokus pada keinginan daripada kebutuhan, tujuan keuangan jangka panjang Anda bisa terganggu. 

Misalnya, jika Anda lebih sering membeli barang-barang yang tidak diperlukan, Anda akan kesulitan untuk menabung untuk membeli rumah, mempersiapkan pendidikan anak, atau merencanakan masa pensiun. 

Mengatur prioritas adalah kunci untuk mencapai tujuan finansial yang lebih besar.

Cara Memisahkan Kebutuhan dan Keinginan dalam Belanja Sehari-hari

Membedakan kebutuhan dan keinginan mungkin terdengar mudah, namun dalam prakteknya, ini bisa menjadi tantangan. 

Untuk itu, berikut beberapa cara praktis yang bisa Anda coba untuk memastikan bahwa Anda memprioritaskan kebutuhan dan mengelola keinginan dengan bijak.

1. Evaluasi Setiap Pembelian Secara Rasional

Sebelum membeli sesuatu, selalu tanyakan pada diri Anda, “Apakah barang ini benar-benar dibutuhkan untuk hidup saya?” 

Jika barang yang Anda inginkan bukan merupakan hal yang penting untuk kesejahteraan atau kelangsungan hidup Anda, maka mungkin lebih baik untuk menundanya. 

Ingat, belanja impulsif sering kali adalah hasil dari keinginan sesaat, yang bisa merugikan keuangan Anda dalam jangka panjang.

2. Buat Daftar Prioritas Belanja

Sebagai langkah pertama, buatlah daftar kebutuhan dan keinginan Anda. Kemudian, tentukan prioritasnya. 

Kebutuhan akan selalu lebih penting dan mendesak dibandingkan keinginan. 

Setelah Anda menyusun daftar tersebut, Anda bisa melihat dengan jelas mana yang perlu dipenuhi segera dan mana yang bisa ditunda atau diabaikan. 

Dengan cara ini, Anda akan lebih mudah membuat keputusan pembelian yang lebih bijaksana.

3. Gunakan Aturan 24 Jam untuk Pembelian Impulsif

Seringkali, pembelian impulsif muncul ketika kita merasa tergoda dengan sesuatu yang menarik perhatian. 

Untuk menghindari hal ini, cobalah untuk memberi diri Anda waktu 24 jam sebelum membuat keputusan pembelian. 

Hal ini memberi Anda kesempatan untuk berpikir lebih rasional dan memutuskan apakah pembelian tersebut benar-benar diperlukan atau hanya dorongan sesaat.

4. Tetapkan Anggaran Khusus untuk Keinginan

Keinginan tetap merupakan bagian dari hidup kita. Menghapuskan semua keinginan dalam hidup tidak realistis dan dapat membuat Anda merasa terbatas. 

Namun, untuk menghindari pengeluaran berlebihan, tentukan anggaran khusus untuk pengeluaran yang sifatnya tidak mendesak. 

Misalnya, tetapkan anggaran bulanan untuk hiburan, belanja pakaian, atau makan di luar. Dengan cara ini, Anda tetap bisa menikmati keinginan tanpa merusak anggaran untuk kebutuhan.

5. Latih Diri untuk Menunda Kepuasan

Dalam dunia yang serba cepat dan penuh konsumsi ini, kita sering kali merasa harus membeli sesuatu untuk mendapatkan kepuasan instan. 

Namun, dengan melatih diri untuk menunda kepuasan, Anda bisa lebih sabar dan bijaksana dalam menentukan apakah sesuatu benar-benar layak untuk dibeli. 

Latihan ini juga akan membantu Anda mengembangkan kebiasaan belanja yang lebih sehat dan lebih terencana.

Manfaat Memprioritaskan Kebutuhan dalam Kehidupan Sehari-hari

Ketika Anda belajar untuk memprioritaskan kebutuhan di atas keinginan, Anda akan merasakan beberapa manfaat besar, di antaranya:

1. Keuangan Lebih Terjamin dan Stabil

Dengan memfokuskan pengeluaran pada kebutuhan, Anda akan memiliki lebih banyak uang untuk menabung atau menginvestasikan dana untuk masa depan. 

Ini akan membantu Anda mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah, menyiapkan dana pensiun, atau menyekolahkan anak.

2. Ketenangan Pikiran

Menghindari pengeluaran impulsif akan mengurangi stres yang disebabkan oleh masalah keuangan. 

Anda tidak perlu khawatir tentang utang yang terus bertambah, atau tentang bagaimana memenuhi kebutuhan yang lebih penting karena pengeluaran yang tidak terkontrol.

3. Meningkatkan Kepuasan dan Kualitas Hidup

Dengan memprioritaskan kebutuhan, Anda akan lebih merasa puas dengan apa yang sudah Anda miliki. 

Anda akan belajar untuk menghargai barang yang benar-benar penting dalam hidup Anda dan merasa lebih bahagia dengan pengelolaan keuangan yang bijaksana.

Keputusan Finansial yang Bijak Membawa Dampak Positif

Memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan adalah langkah pertama menuju pengelolaan keuangan yang lebih bijak. 

Dengan memprioritaskan kebutuhan dan menunda keinginan yang kurang penting, Anda tidak hanya menjaga kestabilan finansial Anda, tetapi juga dapat mencapai tujuan jangka panjang dan menikmati kehidupan yang lebih tenang dan sejahtera.

Mengelola keuangan bukan hanya tentang berhemat, tetapi tentang membuat keputusan yang bijak dan strategis, agar Anda dapat menikmati kehidupan tanpa merasa terbebani oleh pengeluaran yang tidak perlu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun