Padahal, utang ini bisa berakibat fatal jika tidak segera dibayar. Terlebih lagi, bunga yang harus dibayar bisa semakin memberatkan, membuat Anda semakin terjebak dalam lingkaran utang yang sulit diputuskan.
3. Kepuasan yang Hanya Sementara
Banyak orang yang merasa bahagia setelah membeli barang yang diinginkan, namun kebahagiaan tersebut tidak bertahan lama.
Barang yang Anda beli mungkin tidak memberikan kepuasan yang lebih dari beberapa minggu, sementara tagihan atau utang tetap ada.
Keinginan ini sering kali bersifat sementara, dan Anda akan segera mencari keinginan baru yang lebih besar atau lebih mahal.
4. Kesulitan Menyusun Tujuan Keuangan
Ketika Anda lebih fokus pada keinginan daripada kebutuhan, tujuan keuangan jangka panjang Anda bisa terganggu.
Misalnya, jika Anda lebih sering membeli barang-barang yang tidak diperlukan, Anda akan kesulitan untuk menabung untuk membeli rumah, mempersiapkan pendidikan anak, atau merencanakan masa pensiun.
Mengatur prioritas adalah kunci untuk mencapai tujuan finansial yang lebih besar.
Cara Memisahkan Kebutuhan dan Keinginan dalam Belanja Sehari-hari
Membedakan kebutuhan dan keinginan mungkin terdengar mudah, namun dalam prakteknya, ini bisa menjadi tantangan.
Untuk itu, berikut beberapa cara praktis yang bisa Anda coba untuk memastikan bahwa Anda memprioritaskan kebutuhan dan mengelola keinginan dengan bijak.
1. Evaluasi Setiap Pembelian Secara Rasional
Sebelum membeli sesuatu, selalu tanyakan pada diri Anda, “Apakah barang ini benar-benar dibutuhkan untuk hidup saya?”
Jika barang yang Anda inginkan bukan merupakan hal yang penting untuk kesejahteraan atau kelangsungan hidup Anda, maka mungkin lebih baik untuk menundanya.