Kenaikan pendapatan sering kali membuat banyak orang merasa bebas untuk menaikkan gaya hidupnya.Â
Penghasilan yang lebih besar memang memberi kesempatan untuk menikmati lebih banyak hal, namun jika tidak hati-hati, hal ini bisa menjadi pintu masuk bagi fenomena yang dikenal sebagai lifestyle inflation atau inflasi gaya hidup.
Lifestyle inflation adalah kecenderungan seseorang untuk meningkatkan pengeluarannya seiring dengan meningkatnya pendapatan.Â
Saat gaji naik, ekspektasi gaya hidup pun ikut meningkat, dan pengeluaran untuk barang atau aktivitas yang tadinya dianggap mewah perlahan berubah menjadi kebutuhan sehari-hari.Â
Padahal, alokasi pendapatan yang lebih besar sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk memperkuat fondasi keuangan, seperti menambah tabungan, investasi, atau menyiapkan dana pensiun.
Bagi sebagian besar anak muda Indonesia, lifestyle inflation menjadi fenomena yang sulit dihindari.Â
Walaupun secara umum kesadaran finansial semakin meningkat, masih banyak yang tanpa sadar terjebak dalam pola ini, hingga akhirnya menyisihkan sedikit sekali uang untuk ditabung atau diinvestasikan.Â
Lantas, bagaimana cara mengenali dan menghindari lifestyle inflation?
Apa Itu Lifestyle Inflation?
Lifestyle inflation adalah fenomena di mana seseorang meningkatkan pengeluaran sejalan dengan peningkatan pendapatannya. Hal ini biasanya terjadi tanpa disadari.Â
Jika sebelumnya kita merasa cukup dengan makan di rumah atau membeli barang-barang kebutuhan pokok, saat gaji naik, kita merasa berhak menikmati makanan di restoran mewah, belanja barang bermerek, atau bahkan melakukan liburan yang sebelumnya terasa berlebihan.