Media sosial tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga alat yang digunakan oleh kapitalisme untuk mengendalikan cara berpikir kita.Â
Algoritma yang digunakan oleh platform seperti TikTok, YouTube, dan Instagram dirancang untuk terus-menerus memancing perhatian kita.Â
Mereka memanfaatkan data tentang preferensi kita untuk menyajikan konten yang membuat kita ketagihan.
Masalahnya, banyak dari konten yang kita konsumsi di media sosial tidak memiliki nilai yang signifikan.Â
Banyak konten yang hanya berisi hiburan tanpa makna, atau bahkan mempromosikan drama dan tren yang tidak jelas.Â
Akibatnya, waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk aktivitas produktif justru terbuang hanya untuk scroll media sosial tanpa tujuan yang jelas.
Tidak hanya itu, media sosial juga sering kali membuat kita merasa tidak aman dengan diri sendiri.Â
Ketika kita terus-menerus terpapar oleh kehidupan "sempurna" orang lain di media sosial, kita cenderung membandingkan diri kita dengan mereka.Â
Padahal, kita semua memiliki perjalanan hidup yang berbeda-beda, dan apa yang kita lihat di media sosial belum tentu mencerminkan realitas.
Melawan Pengaruh Kapitalisme: Pentingnya Berpikir Kritis
Kapitalisme memang tampaknya mengendalikan hampir semua aspek kehidupan kita. Namun, sebagai individu, kita tetap memiliki kekuatan untuk membuat keputusan yang lebih bijak.Â
Salah satu cara untuk melawan pengaruh negatif kapitalisme adalah dengan berpikir kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh tren atau standar yang ditetapkan oleh sistem ini.