Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tak Perlu Khawatir Omongan Orang, Ini Kunci Suksesnya

24 Oktober 2024   06:00 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:37 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi omongan orang. sumber: freepik

Misalnya, ketika kita sedang melakukan sesuatu yang baik, mungkin ada orang yang mempersepsikannya dengan cara yang negatif. 

Mereka tidak hanya mempersepsikan, tetapi juga mendiskusikan atau bahkan mencibir. Itu adalah bagian dari hidup. 

Kita tidak pernah bisa sepenuhnya lepas dari penilaian orang lain. Namun, kita punya kendali atas bagaimana kita bereaksi terhadap persepsi tersebut.

Ilustrasi: Kisah Ayah, Anak, dan Keledai

Sebagai ilustrasi, mari kita lihat cerita tentang seorang ayah, anaknya, dan seekor keledai. 

Dalam cerita ini, mereka sedang berjalan menuju sebuah kota dengan membawa keledai yang tidak terlalu besar. 

Awalnya, sang ayah menaiki keledai, dan sang anak berjalan menuntunnya. Beberapa orang yang melihat ini mencibir, "Kok tega ya, ayah naik keledai sementara anaknya disuruh berjalan?"

Mendengar cibiran ini, sang ayah pun turun dan meminta anaknya untuk naik ke atas keledai. 

Namun, beberapa saat kemudian, muncul lagi orang-orang yang berkata, "Anak kurang ajar! Masa anaknya yang naik keledai, sedangkan ayahnya yang tua harus berjalan."

Tidak lama setelah itu, sang anak turun, dan mereka berdua berjalan tanpa ada yang menaiki keledai. Kali ini, orang-orang mencibir lagi, "Bodoh banget, punya keledai kok tidak dinaiki malah dituntun."

Akhirnya, mereka berdua memutuskan untuk menaiki keledai bersama-sama. Lagi-lagi, cibiran datang, "Kok kejam ya, keledai kecil seperti itu dinaiki dua orang sekaligus!"

Setelah mendengarkan berbagai cibiran dan persepsi dari orang-orang, sang ayah dan anak tersebut akhirnya turun dari keledai dan duduk sejenak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun