Sebaliknya, deflasi menciptakan siklus negatif. Ketika harga turun, produsen tidak bisa menjual produknya dengan untung, bahkan setelah menurunkan harga.Â
Penurunan permintaan dan harga ini mengakibatkan produsen mengalami kerugian, yang memaksa mereka untuk mengurangi produksi dan menurunkan biaya---termasuk dengan mengurangi jumlah pekerja.Â
Di sinilah bahaya deflasi terasa lebih besar dibandingkan inflasi. Karena deflasi sering kali diiringi dengan pengangguran dan penurunan pendapatan, daya beli masyarakat semakin turun, memperparah situasi ekonomi.
Mengapa Deflasi Lebih Berbahaya daripada Inflasi?
Jika inflasi menyebabkan orang semakin miskin karena harga barang naik, maka deflasi dapat menyebabkan pengangguran.Â
Ketika produsen tidak bisa menjual produknya, perusahaan akan kesulitan bertahan dan mulai merumahkan karyawan. Akibatnya, tingkat pengangguran meningkat, dan daya beli masyarakat semakin turun.Â
Siklus ini bisa berlanjut, menyebabkan krisis ekonomi yang lebih dalam. Kita bisa bayangkan situasi di mana sebuah pabrik memproduksi barang dalam jumlah besar, tetapi hanya sedikit yang terjual.Â
Jika ini terjadi terus-menerus, pabrik akan berhenti beroperasi, perusahaan bangkrut, dan para pekerja kehilangan pekerjaan. Dampak negatif dari deflasi ini lebih luas dibandingkan inflasi karena menyentuh langsung stabilitas pekerjaan dan penghasilan.
Menghadapi Bahaya Deflasi
Melihat tren deflasi yang berkelanjutan di Indonesia sejak Mei hingga September 2024, ini bisa menjadi tanda bahwa ekonomi tidak dalam kondisi baik-baik saja. Daya beli masyarakat yang rendah dan penurunan harga barang menandakan adanya masalah struktural dalam perekonomian.Â
Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah masyarakat yang menahan pengeluaran mereka karena ketidakpastian ekonomi, atau mungkin karena pendapatan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bagi produsen, situasi ini bisa menjadi bencana. Misalkan Anda adalah seorang produsen yang memproduksi 1000 unit barang, tetapi hanya mampu menjual 600 unit, bahkan setelah menurunkan harga.Â
Kerugian terus menumpuk, dan jika kondisi ini berlanjut, Anda mungkin harus menghentikan produksi atau gulung tikar.