Seperti yang kita ketahui, situasi politik di Indonesia sangat mempengaruhi stabilitas ekonomi.Â
Pergantian kepemimpinan negara melalui pemilu atau Pilkada sering kali menjadi titik balik dalam perekonomian, terutama jika kebijakan yang diambil oleh pemimpin baru dapat mengatasi masalah-masalah utama yang memengaruhi masyarakat, seperti pengangguran, inflasi, dan ketidakstabilan harga.
Stabilitas politik yang lebih baik bisa meningkatkan kepercayaan pasar dan investasi asing, yang pada akhirnya akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya beli masyarakat.
2. Penurunan BI Rate
Langkah-langkah yang diambil oleh Bank Indonesia, seperti penurunan suku bunga acuan (BI Rate), juga diharapkan bisa merangsang pertumbuhan ekonomi.Â
Penurunan BI Rate akan mendorong bank untuk memberikan kredit dengan bunga yang lebih rendah, sehingga masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan pembiayaan untuk konsumsi maupun usaha.Â
Dengan suku bunga yang lebih rendah, diharapkan konsumsi dan investasi bisa meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan saldo tabungan masyarakat.
3. Pemulihan Pasca Pandemi
Krisis yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 secara perlahan mulai pulih, dan dengan pemulihan ini, diharapkan sektor-sektor yang terkena dampak paling parah, seperti pariwisata, manufaktur, dan UMKM, bisa kembali tumbuh.Â
Ketika ekonomi mulai bergerak ke arah pemulihan, diharapkan akan ada peningkatan pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya memungkinkan mereka untuk mulai menabung lagi.
Penutup: Bagaimana dengan Tabungan Anda?
Fenomena makan tabungan atau Mantab adalah realitas yang dihadapi oleh banyak masyarakat Indonesia saat ini.Â
Penurunan saldo tabungan menjadi cerminan tekanan finansial yang dialami masyarakat, terutama mereka yang berada di segmen menengah ke bawah.Â
Namun, meskipun situasi ini terlihat menantang, ada harapan untuk pemulihan di masa depan, terutama jika ekonomi bisa kembali stabil dan daya beli masyarakat meningkat.