Idealnya, perencanaan keuangan untuk mencapai slow living dimulai sejak seseorang pertama kali mendapatkan penghasilan. Misalnya, ketika seseorang baru memulai karier atau bahkan saat masih kuliah.
Bagi mereka yang memulai lebih lambat, seperti di usia 30-an atau 40-an, mencapai slow living tentu akan lebih sulit.Â
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan energi atau peluang karir yang lebih terbatas.Â
Oleh karena itu, memulai lebih awal akan memberi seseorang lebih banyak waktu dan kesempatan untuk merencanakan serta mencapai hidup yang lebih bebas.
Mengatasi Tantangan dalam Slow Living
Mengadopsi gaya hidup slow living tentu tidak tanpa tantangan, terutama bagi mereka yang berpenghasilan terbatas.Â
Namun, dengan disiplin dan perencanaan yang baik, slow living tetap bisa dicapai.Â
Penting untuk selalu mengingat bahwa slow living bukanlah tentang seberapa besar penghasilan yang dimiliki, tetapi tentang bagaimana seseorang mengelola dan memanfaatkannya.
Untuk mencapai slow living, seseorang harus fokus pada hal-hal yang paling penting dalam hidupnya, seperti kebahagiaan, kesehatan, dan kedamaian batin.Â
Oleh karena itu, gaya hidup ini bukan hanya tentang memiliki lebih banyak uang, tetapi juga tentang memiliki lebih banyak waktu dan kebebasan untuk menikmati hidup.
Kesimpulan
Slow living adalah tentang menikmati hidup tanpa terbebani oleh tuntutan pekerjaan atau ambisi yang terlalu tinggi.Â
Meskipun konsep ini lebih mudah dicapai oleh mereka yang sudah mapan secara finansial, siapa pun bisa mencapainya dengan perencanaan dan disiplin yang baik.Â