Pada awalnya, usaha kita mungkin menghasilkan hasil yang sebanding. Namun, seiring berjalannya waktu, hasilnya cenderung menurun meskipun usaha tetap sama.Â
Misalnya, saat mengerjakan proyek kreatif seperti menulis artikel atau menciptakan karya seni, kita mungkin merasa produktif di awal.Â
Namun, setelah beberapa jam, kita bisa merasakan penurunan performa meskipun kita tetap berusaha keras.
Implikasi pada Kreativitas
Dalam konteks kreativitas, penting untuk menyadari bahwa semakin kita memaksakan diri untuk menghasilkan sesuatu, kadang hasilnya justru tidak memuaskan.Â
Ini adalah salah satu alasan mengapa banyak seniman dan penulis mengatur waktu kerja mereka dengan baik, memberi diri mereka waktu istirahat untuk menjaga kreativitas tetap mengalir.
Mengelola Emosi: Kesadaran dan Melepaskan Kontrol
Fenomena lain yang berkaitan dengan the backward law adalah hubungan kita dengan emosi.Â
Ketika kita merasa cemas dan berusaha untuk tidak cemas, justru kecemasan kita dapat meningkat.Â
Sebaliknya, saat kita melepaskan kontrol dan membiarkan diri kita merasakan emosi, kita bisa menemukan ketenangan.
Kita perlu menyadari bahwa otak kita memiliki banyak sistem yang saling melapisi, seperti sistem emosional dan sistem rasional.Â
Kedua sistem ini tidak selalu saling mengontrol, yang membuat kita bisa merasa bingung. Kita bisa tahu bahwa seharusnya tidak marah atau cemas, tetapi tetap merasakannya.
Kebebasan dalam Komitmen: Breath vs. Depth of Freedom
Aspek menarik lainnya dari the backward law adalah bagaimana kita memahami kebebasan.Â