Anak ini usianya 20 tahun lebih muda dari saya, tetapi keterampilannya luar biasa. Saat melihatnya, saya langsung merasa minder.Â
Saya berpikir, "Kalau dia saja sudah jago di usia semuda itu, apa yang bisa saya capai di usia yang sudah jauh lebih tua?" Perasaan ragu-ragu dan minder mulai menguasai diri saya.Â
Saya sempat merasa bahwa mungkin belajar gitar bukan untuk saya, mungkin saya sudah terlambat untuk mulai.
Namun, semakin saya merenung, semakin saya sadar bahwa perasaan ini adalah jebakan mental yang menghalangi saya untuk berkembang. Memang benar, di awal belajar kita tidak akan langsung mahir.Â
Setiap orang memiliki proses pembelajaran yang berbeda. Beberapa orang mungkin terlihat lebih cepat dalam menguasai sesuatu, tetapi itu tidak berarti bahwa kita tidak bisa mencapainya.Â
Tantangan terbesar bukanlah dalam menguasai keterampilan baru, tetapi dalam menghadapi ketakutan dan keraguan diri yang sering kali datang saat memulai.
Pengalaman Buruk Masa Lalu yang Membentuk Ketakutan
Ketakutan untuk mencoba hal baru ini sering kali tidak datang begitu saja.Â
Bagi banyak dari kita, rasa takut ini muncul dari pengalaman-pengalaman buruk di masa lalu, terutama di masa kecil. Saya yakin banyak dari mahasiswa saya juga mengalami hal yang sama.Â
Saat kecil, mungkin kita pernah mencoba melakukan sesuatu yang baru, seperti bermain sepak bola, tetapi karena tidak bisa menendang bola dengan benar, kita diejek oleh teman-teman.Â
Atau sebaliknya, kita mungkin pernah merasa berbeda karena memiliki keterampilan yang dianggap "aneh" di lingkungan kita, seperti jago bermain piano, seruling, atau alat musik lainnya. Alih-alih mendapatkan apresiasi, kita malah diolok-olok.
Pengalaman seperti ini mungkin tampak sepele, tetapi bisa meninggalkan bekas yang mendalam.Â