Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Takut Gagal? Ini Tips Berani Mencoba Hal Baru Tanpa Ragu

20 September 2024   06:00 Diperbarui: 20 September 2024   06:03 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi belajar gitar. sumber: freepik

Anak ini usianya 20 tahun lebih muda dari saya, tetapi keterampilannya luar biasa. Saat melihatnya, saya langsung merasa minder. 

Saya berpikir, "Kalau dia saja sudah jago di usia semuda itu, apa yang bisa saya capai di usia yang sudah jauh lebih tua?" Perasaan ragu-ragu dan minder mulai menguasai diri saya. 

Saya sempat merasa bahwa mungkin belajar gitar bukan untuk saya, mungkin saya sudah terlambat untuk mulai.

Namun, semakin saya merenung, semakin saya sadar bahwa perasaan ini adalah jebakan mental yang menghalangi saya untuk berkembang. Memang benar, di awal belajar kita tidak akan langsung mahir. 

Setiap orang memiliki proses pembelajaran yang berbeda. Beberapa orang mungkin terlihat lebih cepat dalam menguasai sesuatu, tetapi itu tidak berarti bahwa kita tidak bisa mencapainya. 

Tantangan terbesar bukanlah dalam menguasai keterampilan baru, tetapi dalam menghadapi ketakutan dan keraguan diri yang sering kali datang saat memulai.

Pengalaman Buruk Masa Lalu yang Membentuk Ketakutan

Ketakutan untuk mencoba hal baru ini sering kali tidak datang begitu saja. 

Bagi banyak dari kita, rasa takut ini muncul dari pengalaman-pengalaman buruk di masa lalu, terutama di masa kecil. Saya yakin banyak dari mahasiswa saya juga mengalami hal yang sama. 

Saat kecil, mungkin kita pernah mencoba melakukan sesuatu yang baru, seperti bermain sepak bola, tetapi karena tidak bisa menendang bola dengan benar, kita diejek oleh teman-teman. 

Atau sebaliknya, kita mungkin pernah merasa berbeda karena memiliki keterampilan yang dianggap "aneh" di lingkungan kita, seperti jago bermain piano, seruling, atau alat musik lainnya. Alih-alih mendapatkan apresiasi, kita malah diolok-olok.

Pengalaman seperti ini mungkin tampak sepele, tetapi bisa meninggalkan bekas yang mendalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun