Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hindari Jebakan Utang Kecil, Bijak Gunakan Kartu Kredit dan Pinjaman Online (Pinjol)

18 September 2024   12:00 Diperbarui: 18 September 2024   12:01 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital saat ini, kita sering kali dihadapkan pada berbagai produk keuangan yang menawarkan kemudahan dalam mengelola pengeluaran, mulai dari kartu kredit hingga layanan "pay later" serta pinjaman online (pinjol). 

Kemajuan teknologi dan layanan keuangan telah memungkinkan kita untuk membeli barang, membayar tagihan, atau mendapatkan dana tunai dalam hitungan menit. 

Sekilas, semua ini tampak seperti solusi cerdas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi ketika kita mendapati diri dalam situasi mendesak.

Namun, kemudahan ini bisa menjadi pedang bermata dua. Meskipun mempermudah hidup di permukaan, produk-produk keuangan ini bisa membawa kita masuk ke dalam lingkaran utang yang sulit diatasi jika tidak dikelola dengan bijak. 

Tanpa disadari, utang kecil yang dianggap sepele lambat laun dapat menumpuk hingga menjadi beban finansial yang berat.

Mengapa Banyak Orang Terjebak dalam Utang?

Salah satu faktor utama yang menyebabkan banyak orang terjebak dalam utang adalah kepercayaan bahwa pinjaman kecil tidak akan membawa dampak signifikan pada keuangan pribadi. 

Misalnya, menggunakan layanan "pay later" untuk membeli barang yang sebenarnya di luar jangkauan kita, atau berbelanja menggunakan kartu kredit dengan harapan bisa melunasi tagihan secara bertahap. 

Banyak yang tidak menyadari bahwa produk keuangan ini sering kali disertai dengan suku bunga yang tinggi, yang semakin memperparah jumlah utang jika tidak dibayar tepat waktu.

Di samping itu, perkembangan budaya konsumtif juga mendorong banyak orang untuk terus membeli barang dan jasa meskipun tidak benar-benar membutuhkan. 

Media sosial sering kali berperan sebagai katalis, memberikan tekanan sosial untuk selalu mengikuti tren terbaru dan memenuhi ekspektasi gaya hidup. 

Seseorang mungkin merasa harus memiliki barang-barang tertentu agar terlihat 'mampu' atau 'sukses' di mata orang lain, padahal di balik layar, mereka mengandalkan pinjaman untuk mempertahankan gaya hidup tersebut. 

Ini yang membuat banyak orang mudah terjebak dalam lingkaran utang yang seolah tidak ada ujungnya.

Bahaya Lingkaran Utang yang Terus Bertambah

Ketika kita terus-menerus menggunakan produk keuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa perencanaan yang matang, kita sebenarnya sedang menggali lubang utang yang semakin dalam. 

Mungkin pada awalnya terasa ringan, seperti cicilan kartu kredit atau "pay later" yang tampaknya tidak terlalu membebani. 

Namun, jika ini dibiarkan tanpa pengelolaan yang baik, utang-utang kecil ini dapat menumpuk menjadi jumlah yang cukup besar. 

Apalagi, produk-produk keuangan tersebut biasanya dilengkapi dengan bunga dan biaya keterlambatan yang bisa memperparah situasi finansial.

Tidak jarang, orang-orang yang terjebak dalam utang akhirnya mengalami masalah kesehatan mental seperti stres dan kecemasan. 

Hal ini disebabkan oleh tekanan untuk terus melunasi utang, sementara penghasilan yang dimiliki tidak lagi cukup untuk kebutuhan lain. 

Mereka yang terjebak dalam lingkaran utang mungkin juga harus menunda pencapaian tujuan keuangan jangka panjang, seperti menabung untuk membeli rumah, pendidikan anak, atau pensiun.

Di sisi lain, utang juga dapat memengaruhi relasi sosial seseorang. 

Ketika seseorang merasa terbebani dengan utang, sering kali muncul ketegangan dalam hubungan keluarga atau pertemanan. 

Terutama jika salah satu pihak merasa bahwa utang tersebut telah mengganggu kestabilan finansial keluarga. 

Konflik mengenai keuangan bisa memicu perasaan tidak nyaman, bahkan memperburuk hubungan personal.

Kesalahan Umum dalam Pengelolaan Utang

Ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan orang ketika menggunakan produk keuangan yang kemudian menyebabkan mereka terjebak dalam lingkaran utang. 

Salah satunya adalah tidak mengelola anggaran dengan baik. 

Banyak orang menggunakan kartu kredit atau pinjaman online untuk berbelanja tanpa benar-benar memperhitungkan kemampuan keuangan mereka. 

Mereka merasa bahwa karena ada fasilitas pinjaman, mereka bisa membeli apapun tanpa perlu menabung terlebih dahulu.

Kesalahan lainnya adalah menganggap utang kecil tidak berbahaya. 

Mungkin kita berpikir bahwa tagihan kartu kredit senilai satu atau dua juta rupiah bisa dilunasi dengan mudah dalam beberapa bulan. 

Namun, jika kita terus-menerus berbelanja dengan kartu kredit tanpa membayar penuh tagihannya setiap bulan, utang akan terus menumpuk, dan bunga yang dibebankan akan semakin besar.

Selain itu, banyak orang juga melakukan gali lubang tutup lubang, yaitu meminjam uang dari satu sumber untuk melunasi utang di sumber lain. 

Misalnya, menggunakan pinjaman online untuk melunasi tagihan kartu kredit, atau sebaliknya. 

Praktik ini hanya akan memperpanjang masalah dan menambah beban bunga yang harus dibayar, tanpa benar-benar menyelesaikan utang yang ada.

Cara Bijak Mengelola Utang dan Produk Keuangan

Menghindari jebakan utang memang tidak mudah, tetapi ada beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk menjaga kesehatan keuangan kita dan mencegah diri terperosok lebih dalam.

1. Buat Anggaran yang Jelas dan Realistis

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merencanakan anggaran bulanan dengan rinci. Prioritaskan kebutuhan yang paling penting, seperti kebutuhan pokok, tagihan bulanan, dan cicilan yang sudah ada. 

Pastikan pengeluaran bulanan tidak melebihi penghasilan yang diperoleh. Hal ini akan membantu kita mengelola pengeluaran dengan lebih baik dan mencegah kita tergoda untuk berutang.

2. Batasi Penggunaan Kartu Kredit dan Layanan Pinjaman

Jika sudah memiliki beberapa utang, hindari menambah utang baru. Fokuslah pada pelunasan utang yang sudah ada. 

Jangan gunakan kartu kredit atau layanan "pay later" untuk kebutuhan sehari-hari yang bisa dibayar tunai. Batasi penggunaan produk keuangan tersebut hanya untuk keadaan darurat atau kebutuhan mendesak.

3. Lunasi Utang dengan Bunga Tertinggi Terlebih Dahulu

Jika memiliki beberapa utang, usahakan untuk melunasi utang yang memiliki suku bunga tertinggi terlebih dahulu. 

Dengan begitu, kita bisa mengurangi beban bunga yang harus dibayar setiap bulannya. Metode ini dikenal dengan istilah metode debt avalanche, yang membantu mengurangi total biaya utang dalam jangka panjang.

4. Jangan Mudah Tergoda oleh Diskon atau Promosi

Banyak orang yang akhirnya terjebak dalam utang karena tergoda oleh diskon atau promosi, terutama ketika menggunakan layanan "pay later" atau kartu kredit. 

Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan dan apakah kita mampu membayarnya tanpa berutang.

5. Utamakan Menabung dan Berinvestasi

Sebisa mungkin, alokasikan sebagian dari penghasilan untuk menabung atau berinvestasi. 

Tabungan darurat sangat penting untuk menghindari keharusan meminjam ketika ada kebutuhan mendesak. 

Menabung juga membantu kita mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah atau mempersiapkan masa pensiun.

6.Pahami Syarat dan Ketentuan Produk Keuangan

Sebelum menggunakan layanan pinjaman atau kartu kredit, pastikan kita membaca dan memahami syarat dan ketentuan yang berlaku. 

Pahami berapa suku bunga yang dikenakan, biaya keterlambatan, dan konsekuensi jika tidak bisa membayar tepat waktu. 

Dengan begitu, kita bisa menghindari kejutan tak menyenangkan yang bisa memperburuk situasi keuangan kita.

Kesimpulan

Kemudahan yang ditawarkan oleh produk keuangan seperti kartu kredit, "pay later," dan pinjaman online memang menggiurkan. 

Namun, di balik semua itu, terdapat risiko besar yang bisa menjerat kita dalam lingkaran utang jika tidak dikelola dengan bijak. 

Kebiasaan meminjam tanpa perhitungan matang hanya akan menambah beban keuangan di masa depan.

Untuk itu, penting bagi kita untuk memiliki disiplin dalam mengelola keuangan, bijak dalam memanfaatkan produk keuangan, dan selalu memprioritaskan menabung serta investasi. 

Dengan demikian, kita bisa menjaga kestabilan finansial dan menghindari jeratan utang yang tidak ada habisnya. 

Jangan biarkan kebiasaan berutang menguasai hidup kita; kendalikan keuangan dengan bijak agar hidup menjadi lebih tenang dan sejahtera.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun