Selain itu, kredit kendaraan juga menjadi salah satu komponen yang sering kali membebani anggaran keluarga kelas menengah.Â
Banyak dari mereka yang tidak mampu membeli kendaraan secara tunai, sehingga mengambil kredit dengan bunga yang cukup tinggi. Hal ini pada akhirnya menambah beban keuangan bulanan mereka.Â
Ketika prioritas pengeluaran keluarga terlalu fokus pada kendaraan, maka pengeluaran lainnya, seperti pendidikan dan tabungan, bisa jadi terabaikan.
Sewa dan Kontrak Rumah
Selain kendaraan, sewa atau kontrak rumah menjadi salah satu pengeluaran terbesar keluarga kelas menengah.Â
Bagi mereka yang belum mampu membeli rumah sendiri, biaya sewa rumah bisa menjadi beban berat setiap bulannya.Â
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, atau Medan, harga sewa rumah bisa sangat tinggi, tergantung pada lokasi dan fasilitas yang tersedia.
Keluarga kelas menengah sering kali terjebak dalam dilema antara ingin tinggal di lokasi strategis yang dekat dengan tempat kerja dan sekolah anak-anak, namun harga sewanya lebih mahal.Â
Di sisi lain, mereka bisa memilih untuk tinggal di pinggiran kota dengan harga sewa yang lebih terjangkau, namun harus mengorbankan waktu lebih banyak di perjalanan dan menanggung biaya transportasi yang lebih tinggi.Â
Ketika prioritas untuk tempat tinggal dan kendaraan terlalu besar, banyak keluarga kelas menengah yang mengorbankan investasi jangka panjang seperti membeli rumah sendiri atau menabung untuk masa depan.
Memiliki rumah sendiri adalah impian bagi banyak keluarga kelas menengah, namun dengan harga properti yang terus meningkat, membeli rumah menjadi semakin sulit.Â
Bagi sebagian besar keluarga kelas menengah, pilihan untuk membeli rumah pun sering kali dilakukan melalui kredit perbankan atau KPR (Kredit Pemilikan Rumah).Â