Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Fenomena Ghost Jobs, Ketika Lowongan Kerja Hanya Sekadar Ilusi

9 September 2024   06:00 Diperbarui: 9 September 2024   07:32 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ghost jobs. sumber: freepik yanalya

Pernahkah kamu melamar pekerjaan dan merasa frustrasi karena tidak mendapatkan respons sama sekali? 

Mungkin kamu berpikir bahwa tidak ada kabar baik karena kamu tidak diterima, tetapi tahukah kamu bahwa ada kemungkinan lain yang tidak bisa diabaikan? 

Bisa jadi kamu telah menjadi korban dari fenomena yang kini semakin marak, yaitu ghost jobs. 

Fenomena ini adalah salah satu tantangan terbesar dalam dunia pencarian kerja saat ini. 

Mari kita telusuri lebih dalam apa itu ghost jobs, mengapa fenomena ini terjadi, dan bagaimana dampaknya terhadap pencari kerja.

Apa Itu Ghost Jobs?

Ghost Jobs adalah istilah yang merujuk pada lowongan pekerjaan yang dipublikasikan oleh perusahaan, namun sebenarnya tidak ada posisi yang benar-benar tersedia. 

Lowongan ini bisa terlihat seperti peluang pekerjaan nyata, dengan deskripsi pekerjaan, kualifikasi yang dibutuhkan, dan bahkan proses aplikasi yang tampaknya sah. 

Namun, pada kenyataannya, posisi tersebut tidak pernah ada atau tidak pernah benar-benar direncanakan untuk diisi.

Fenomena ini bukanlah penipuan dalam arti tradisional, di mana seseorang mencoba menipu korban untuk mendapatkan uang atau informasi pribadi. 

Sebaliknya, ghost jobs adalah strategi yang diterapkan oleh beberapa perusahaan untuk tujuan tertentu, meskipun ini tidak mengurangi dampaknya yang merugikan bagi pencari kerja.

Mengapa Perusahaan Membuat Ghost Jobs?

Ada beberapa alasan mengapa perusahaan memilih untuk mempublikasikan lowongan kerja yang sebenarnya tidak ada. Mari kita telusuri alasan-alasan tersebut lebih dalam:

1. Menciptakan Kesan Pertumbuhan Perusahaan

Salah satu motivasi utama di balik ghost jobs adalah untuk memberikan kesan bahwa perusahaan sedang berkembang pesat. 

Dalam dunia bisnis yang kompetitif, memberikan impresi positif tentang pertumbuhan perusahaan bisa menjadi strategi yang efektif untuk menarik perhatian calon investor, mitra bisnis, atau bahkan pelanggan. 

Dengan menampilkan banyak lowongan kerja, perusahaan ingin menunjukkan bahwa mereka aktif memperluas operasi mereka dan membutuhkan banyak tenaga kerja baru.

Misalnya, sebuah perusahaan teknologi yang baru saja meluncurkan produk inovatif mungkin akan memposting banyak lowongan pekerjaan untuk posisi yang berbeda. 

Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa perusahaan tersebut berada dalam fase ekspansi dan siap untuk menangani pertumbuhan yang pesat. 

Ini bisa meningkatkan reputasi mereka di pasar dan menarik lebih banyak perhatian dari berbagai pihak yang berkepentingan.

2. Persiapan untuk Rekrutmen Masa Depan

Kemungkinan lain adalah perusahaan memang berencana untuk merekrut karyawan baru di masa depan tetapi belum memiliki anggaran atau kebutuhan yang mendesak untuk mengisi posisi-posisi tersebut. 

Dalam hal ini, perusahaan menggunakan ghost jobs sebagai strategi awal untuk memulai proses perekrutan. 

Dengan memposting lowongan, mereka dapat mulai mengumpulkan resume dari kandidat yang berkualitas dan siap ketika anggaran atau kebutuhan benar-benar tersedia.

Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk mempercepat proses perekrutan di masa depan tanpa harus memulai dari nol. 

Ketika dana atau kebutuhan akhirnya ada, mereka sudah memiliki kumpulan kandidat yang telah memohon dan bisa langsung dihubungi. 

Ini membantu perusahaan menghemat waktu dan sumber daya dalam proses perekrutan yang sebenarnya.

3. Membangun Bank Data Kandidat

Beberapa perusahaan menggunakan ghost jobs sebagai cara untuk membangun database kandidat yang potensial. 

Dalam hal ini, lowongan yang diposting mungkin tidak dimaksudkan untuk diisi segera tetapi lebih untuk mengumpulkan resume dari calon-calon yang berkualitas. 

Dengan cara ini, perusahaan dapat memiliki akses cepat ke kandidat yang sesuai ketika kebutuhan perekrutan yang sebenarnya muncul.

Ini adalah strategi yang mungkin berguna bagi perusahaan yang sering memerlukan perekrutan untuk posisi tertentu. 

Misalnya, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi atau layanan profesional mungkin memiliki kebutuhan perekrutan yang tidak terduga. 

Dengan memiliki database kandidat yang siap, mereka bisa dengan cepat menemukan dan menghubungi orang-orang yang telah menunjukkan minat pada posisi tersebut sebelumnya.

Dampak Ghost Jobs pada Pencari Kerja

Fenomena ghost jobs tentu memiliki dampak yang signifikan pada pencari kerja. Beberapa masalah utama yang muncul akibat praktik ini adalah sebagai berikut:

1. Menghabiskan Waktu dan Energi

Melamar pekerjaan memerlukan waktu dan usaha. Dari menulis surat lamaran hingga menyesuaikan resume, pencari kerja sering kali menghabiskan banyak waktu untuk setiap aplikasi. 

Ketika mereka melamar ghost jobs, waktu dan energi ini bisa terbuang sia-sia. Mengajukan lamaran untuk posisi yang tidak benar-benar ada tidak hanya membuat frustrasi tetapi juga mengalihkan fokus dari peluang nyata lainnya.

2. Mengurangi Kepercayaan pada Perusahaan

Praktik ghost jobs dapat merusak kepercayaan publik terhadap perusahaan yang terlibat. 

Ketika pencari kerja merasa bahwa mereka telah dipermainkan atau tidak mendapatkan respons dari lowongan yang sebenarnya tidak ada, kepercayaan mereka terhadap perusahaan tersebut bisa menurun. 

Ini bisa berdampak pada reputasi perusahaan di pasar tenaga kerja dan mengurangi daya tarik mereka sebagai tempat kerja yang diinginkan.

3. Stres dan Ketidakpastian

Bagi banyak orang, proses pencarian kerja adalah periode yang penuh tekanan dan ketidakpastian. 

Menghadapi situasi di mana lamaran mereka tidak mendapatkan respons sama sekali, terutama ketika mereka tahu bahwa lowongan tersebut mungkin tidak pernah ada, dapat meningkatkan tingkat stres dan membuat pencari kerja merasa tidak dihargai.

Bagaimana Menghindari Jebakan Ghost Jobs?

Sebagai pencari kerja, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghindari jebakan ghost jobs dan meningkatkan peluang Anda untuk mendapatkan pekerjaan yang nyata:

1. Lakukan Riset tentang Perusahaan

Sebelum melamar, lakukan riset mendalam tentang perusahaan yang memposting lowongan. 

Periksa ulasan karyawan saat ini dan mantan karyawan, serta cari informasi tentang reputasi perusahaan. 

Jika perusahaan sering memposting lowongan untuk posisi yang sama tanpa ada perkembangan, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka mungkin terlibat dalam praktik ghost jobs.

2. Perhatikan Frekuensi dan Kualitas Iklan

Jika Anda melihat lowongan yang diposting berulang kali untuk posisi yang sama dalam waktu singkat, atau jika deskripsi pekerjaan tampak sangat umum dan tidak spesifik, ini bisa jadi indikasi bahwa posisi tersebut adalah ghost jobs. 

Perusahaan yang serius biasanya akan memperbarui atau menutup iklan lowongan setelah proses perekrutan berlangsung.

3. Berhubungan dengan Kontak dalam Perusahaan

Jika memungkinkan, cobalah untuk berhubungan langsung dengan kontak dalam perusahaan untuk menanyakan status lowongan. Ini bisa membantu Anda mendapatkan informasi lebih lanjut tentang apakah posisi tersebut benar-benar ada atau hanya iklan yang tidak valid.

4. Tetap Waspada terhadap Iklan yang Terlalu Menjanjikan

Hati-hati dengan iklan lowongan yang terlihat terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. 

Jika tawaran pekerjaan menawarkan gaji tinggi dan manfaat yang sangat menggiurkan tanpa menjelaskan tanggung jawab pekerjaan yang jelas, ini mungkin merupakan sinyal bahwa lowongan tersebut tidak realistis atau tidak benar-benar ada.

Kesimpulan

Fenomena ghost jobs adalah salah satu contoh bagaimana praktik perekrutan dapat mempengaruhi pencari kerja dengan cara yang merugikan. 

Meskipun ada alasan yang dapat dipahami di balik strategi ini dari sudut pandang perusahaan, dampaknya pada pencari kerja tidak bisa diabaikan. 

Menghabiskan waktu dan energi untuk melamar pekerjaan yang tidak pernah ada, serta berpotensi merusak kepercayaan terhadap perusahaan, adalah konsekuensi nyata dari praktik ini.

Sebagai pencari kerja, penting untuk tetap waspada dan bijaksana dalam memilih lowongan yang akan dilamar. 

Dengan melakukan riset dan memeriksa reputasi perusahaan, Anda dapat menghindari jebakan ghost jobs dan fokus pada peluang yang lebih nyata dan bermanfaat. 

Fenomena ini mengingatkan kita bahwa dalam dunia kerja yang terus berkembang, tidak semua yang tampak nyata benar-benar ada, dan pemahaman yang baik tentang praktik perekrutan bisa membuat perbedaan besar dalam perjalanan karier Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun