Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Stabilitas Keuangan Terancam? Identifikasi 12 Gangguan Keuangan dan Langkah Mengatasinya

19 Agustus 2024   06:00 Diperbarui: 19 Agustus 2024   06:05 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dasar-dasar keuangan yang sehat sebenarnya tidak rumit untuk dipahami. 

Kita hanya perlu mengatur uang dengan bijak, sehingga bisa menikmati hidup sekarang tanpa harus mengeluarkan uang lebih dari yang kita punya, serta menjaga agar tidak terlalu boros agar tetap bisa mencapai tujuan di masa depan. 

Mengelola keuangan dengan baik bukanlah tentang mengorbankan kebahagiaan saat ini, tetapi lebih kepada menyeimbangkan kebutuhan masa kini dengan masa depan.

Namun, meskipun kedengarannya mudah, banyak dari kita yang masih kesulitan dalam menerapkannya. 

Pertanyaannya adalah, jika konsepnya sederhana, mengapa begitu banyak orang yang masih berjuang dalam mengelola keuangan mereka? Jawaban yang sering muncul adalah bahwa uang yang dimiliki tidak cukup. 

Namun, jika dipikir-pikir, kasus ini sebenarnya jarang terjadi. 

Sebagai contoh, ada orang yang sudah memiliki penghasilan yang cukup besar, namun masih saja kehabisan uang dalam waktu singkat, atau orang dengan penghasilan pas-pasan tetapi selalu kehabisan uang setiap akhir bulan. 

Bahkan ada juga yang kaya raya tetapi tetap memiliki masalah keuangan serius.

Jadi, alasan "tidak cukup uang" sebenarnya bukanlah jawaban yang menyeluruh. Meskipun dasar-dasar keuangan yang sehat tidak sulit untuk dipahami, kesehatan finansial pribadi kita bisa menjadi lebih rumit. 

Bagian "pribadi" inilah yang sering kali menjadi penyebab kesulitan, tetapi di sinilah juga kita memiliki peluang besar untuk memperbaiki dan meningkatkan keadaan finansial kita.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang 12 gangguan keuangan yang bisa mengancam kesehatan finansial pribadi kita, serta cara untuk mengatasinya. 

Informasi ini didasarkan pada buku Mind Over Money karya Dr. Brad Klontz dan Ted Klontz, sebuah bacaan yang sangat berguna terutama bagi kalian yang ingin lebih memahami perilaku keuangan kalian sendiri.

Otak dan Gangguan Keuangan

Sebelum kita masuk ke gangguan-gangguannya, ada baiknya kita memahami sedikit tentang otak manusia. 

Semua manusia memiliki tiga bagian utama dalam otaknya yang secara tidak langsung menjadi asal muasal gangguan keuangan. 

Tiga bagian ini adalah The Monkey Mind atau otak monyet, The Crocodile Mind atau otak reptil, dan The Scientific Mind atau otak ilmiah.

Otak monyet ini sering disebut sebagai pusat emosional otak kita, tempat di mana emosi dan pikiran mulai muncul. 

Otak ini membantu kita dalam hal mengenal pola dan menghasilkan respons otomatis, terutama dalam hal-hal yang memiliki nilai emosional tinggi. 

Namun, otak monyet ini mudah teralihkan perhatiannya dan cenderung bereaksi berlebihan terhadap situasi yang sebenarnya tidak perlu.

Sedangkan otak reptil, yang sering digambarkan sebagai buaya, bertanggung jawab atas refleks dasar seperti keseimbangan, pernapasan, dan detak jantung. 

Otak ini selalu waspada terhadap hal-hal yang mungkin mengancam kelangsungan hidup kita. Respon fight, flight, atau freeze yang muncul saat menghadapi ancaman adalah contoh dari fungsi otak reptil ini.

Otak ketiga adalah otak ilmiah atau neokorteks, yang merupakan bagian rasional dari otak kita. 

Otak ini membantu kita menganalisis berbagai hal, menciptakan narasi, dan merencanakan tindakan berdasarkan informasi yang diperoleh. 

Otak ilmiah inilah yang memungkinkan kita untuk mengendalikan respons dari dua otak lainnya, selama tidak dibajak oleh otak hewan ketika kita berada dalam kondisi stres tinggi.

Asal-usul Gangguan Keuangan

Gangguan keuangan ini muncul dari ketiga bagian otak kita, terutama dari otak monyet dan otak reptil. 

Gangguan-gangguan ini sering kali terjadi karena kita belum menemukan cara untuk mengatasi respons dari otak hewan dengan otak rasional kita. 

Sejak usia muda, kita sering kali mendapatkan sinyal-sinyal yang campur aduk tentang uang, baik tentang apa itu uang, bagaimana cara terbaik untuk mengelolanya, serta bagaimana relasi kita dengan uang dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam usaha untuk memahami sinyal-sinyal ini, otak ilmiah kita menciptakan apa yang disebut sebagai money script atau skrip uang. 

Contohnya adalah keyakinan seperti "uang adalah akar dari segala kejahatan" atau "kamu bisa memiliki cinta atau uang, tetapi tidak bisa keduanya." 

Skrip-skrip ini mungkin masuk akal saat pertama kali terbentuk, tetapi seiring bertambahnya usia, skrip ini sering kali menjadi tidak relevan.

Jika dibiarkan tanpa dikaji ulang, skrip-skrip ini bisa berdampak besar pada perilaku kita tanpa kita sadari, dan akhirnya memicu gangguan keuangan.

12 Gangguan Keuangan yang Perlu Diketahui

Gangguan keuangan ini dapat dibagi menjadi tiga kategori utama: money avoidance disorders (gangguan menghindari uang), money worshipping disorders (gangguan memuja uang), dan relational money disorders (gangguan relasi uang).

  1. Money Avoidance Disorders (Gangguan Menghindari Uang)

    • Financial Denial (Penyangkalan Finansial): Ini terjadi ketika seseorang mencoba meminimalkan atau mengabaikan masalah keuangan mereka, sering kali sebagai cara untuk menghindari rasa cemas atau malu.
    • Financial Rejection (Penolakan Finansial): Gangguan ini muncul ketika seseorang merasa bersalah atau tidak pantas memiliki uang, sehingga mereka menolak keberuntungan yang datang pada mereka.
    • Underspending (Pengeluaran yang Terlalu Sedikit): Pengeluaran yang sangat sedikit hingga ekstrem, yang sering kali dilakukan karena kecemasan atau ketakutan akan kehilangan segalanya.
    • Excessive Risk Aversion (Aversion Risiko Berlebihan): Ketakutan yang tidak rasional untuk mengambil risiko apapun dengan uang mereka, yang dapat mengakibatkan kehilangan peluang besar.
  2. Money Worshipping Disorders (Gangguan Memuja Uang)

    • Hoarding (Menimbun): Menimbun uang atau barang secara ekstrem, sering kali sebagai respons terhadap ketakutan akan kekurangan yang ekstrem di masa lalu.
    • Unreasonable Risk Taking (Mengambil Risiko yang Tidak Masuk Akal): Mengambil risiko finansial yang tidak realistis demi mengejar keuntungan besar.
    • Workaholism (Kecanduan Kerja): Kecanduan kerja yang berlebihan, yang sering kali didorong oleh keyakinan bahwa lebih banyak uang akan membawa kebahagiaan.
    • Overspending (Pengeluaran Berlebihan): Belanja berlebihan sebagai cara untuk mencari rasa aman, kenyamanan, atau kasih sayang.
  3. Relational Money Disorders (Gangguan Relasi Uang)

    • Financial Infidelity (Perselingkuhan Finansial): Menyembunyikan informasi finansial dari pasangan, yang bisa merusak hubungan.
    • Financial Enabling (Memungkinkan Ketergantungan Finansial): Memberikan uang kepada orang lain dengan cara yang memungkinkan ketergantungan atau perilaku merusak.
    • Financial Dependence (Ketergantungan Finansial): Bergantung pada orang lain secara finansial, yang dapat mengurangi rasa harga diri dan kemandirian.
    • Financial Enmeshment (Keterikatan Finansial yang Tidak Sehat): Hubungan yang terlalu erat dan tidak sehat dengan uang atau dengan orang lain dalam hal keuangan.

Mengelola Gangguan Keuangan

Meskipun gangguan-gangguan ini bisa sangat merusak, ada cara untuk mengatasinya. 

Refleksi diri, edukasi, dan eksperimen adalah langkah awal yang dapat diambil. Penting untuk mengenali pola perilaku yang merusak dan mencari bantuan jika diperlukan, baik melalui buku, konseling, atau sumber lain yang tersedia.

Penting juga untuk diingat bahwa semua orang pernah membuat keputusan finansial yang buruk, dan itu tidak menjadikan seseorang memiliki gangguan keuangan. 

Gangguan keuangan adalah pola perilaku yang merusak diri sendiri dan terjadi secara terus-menerus, sering kali tanpa disadari. 

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana otak kita bekerja dan bagaimana gangguan-gangguan ini terbentuk, kita dapat mengambil langkah-langkah yang lebih efektif untuk mengelola keuangan kita dengan bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun