Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

NPF dan Inflasi: Apa yang Harus Dilakukan Kelas Menengah untuk Menghadapi Tekanan Ekonomi?

6 Agustus 2024   06:00 Diperbarui: 6 Agustus 2024   06:02 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi NPF, sumber: freepik

Kondisi perekonomian Indonesia saat ini menghadapi tantangan serius yang tercermin dari berbagai indikator ekonomi, salah satunya adalah tingkat Non-Performing Financing (NPF) yang menunjukkan tren kenaikan. 

Tingkat Non-Performing Financing (NPF) merujuk pada proporsi pembiayaan atau kredit yang tidak dapat dibayar kembali oleh debitur dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. 

Kenaikan NPF menunjukkan adanya peningkatan jumlah pembiayaan yang bermasalah, di mana debitur tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran mereka.

Kenaikan NPF dapat mempengaruhi kesehatan finansial lembaga keuangan dan stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. 

Untuk mengatasi masalah ini, lembaga keuangan perlu menerapkan strategi pengelolaan risiko yang lebih baik, memperketat proses pemberian kredit, dan memperbaiki proses penagihan serta pemulihan utang.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga menjadi masalah global. 

Untuk memahami fenomena ini lebih dalam, kita perlu menggali akar penyebab dan melihat dampaknya terhadap masyarakat, khususnya kelas menengah, serta mencari solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi situasi ini.

Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Ekonomi

Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang mendalam pada perekonomian global. 

pandemi mulai melanda, ekonomi dunia mengalami penurunan yang tajam. 

Sektor-sektor utama seperti produksi, perdagangan, dan jasa mengalami penurunan drastis. Negara-negara di seluruh dunia menghadapi tantangan besar dalam menanggulangi dampak ekonomi, termasuk Indonesia.

Setelah vaksin COVID-19 ditemukan dan program vaksinasi dilaksanakan, ekonomi perlahan mulai pulih. Namun, pemulihan ini tidak serta-merta mengembalikan ekonomi ke kondisi sebelum pandemi. 

Sisa dampak pandemi termasuk inflasi tinggi yang disebabkan oleh lonjakan harga pangan dan minyak mentah. 

Ketika produsen bahan kebutuhan pokok mengalami kolaps selama pandemi, proses pemulihan memerlukan waktu yang lama. Sementara itu, harga bahan pangan dan energi melonjak, menyebabkan inflasi yang tinggi.

Inflasi yang tinggi menjadi tantangan serius, dengan tingkat inflasi di Amerika Serikat mencapai lebih dari 8%, dan Indonesia juga mengalami lonjakan inflasi yang signifikan. 

Dalam upaya menanggulangi inflasi, bank sentral di berbagai negara, termasuk Indonesia, menaikkan suku bunga acuan. 

Suku bunga yang tinggi berdampak langsung pada kenaikan biaya kredit, yang mengarah pada peningkatan beban cicilan bagi masyarakat.

Tekanan pada Kelas Menengah

Kelas menengah di Indonesia merupakan kelompok yang paling merasakan dampak dari ketidakstabilan ekonomi ini. 

Dengan kenaikan harga pangan dan energi, pengeluaran rumah tangga banyak dialokasikan untuk kebutuhan dasar. Ini menyebabkan pengeluaran untuk kebutuhan sekunder dan tersier, seperti pembelian kendaraan dan rumah, menjadi terbatas.

Tren penurunan pembelian kendaraan, baik mobil maupun motor, serta stagnannya pertumbuhan pembelian rumah, menunjukkan bahwa daya beli masyarakat kelas menengah menurun. 

Ketika harga pangan melonjak, masyarakat lebih fokus pada kebutuhan dasar dan mengurangi pengeluaran untuk barang-barang non-esensial. 

Hal ini tercermin dari penurunan aktivitas belanja di mal, di mana banyak orang hanya datang untuk membeli makanan daripada belanja pakaian atau barang-barang mewah.

Selain itu, banyak orang terpaksa menggunakan tabungan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Aktivitas ekonomi yang berkurang juga memengaruhi kinerja emiten-emiten ritel, yang pendapatannya belum pulih sepenuhnya ke level sebelum pandemi. 

Data menunjukkan bahwa pendapatan emiten-emiten ritel masih sekitar 50% dari pendapatan mereka sebelum pandemi.

Tantangan dan Solusi untuk Kelas Menengah

Kelas menengah menghadapi tantangan yang cukup berat dalam mengatur keuangan mereka di tengah situasi ekonomi yang tidak stabil. Beberapa langkah strategis dapat diambil untuk mengatasi tantangan ini:

  1. Mengatur Ulang Prioritas Keuangan

    Evaluasi ulang kebutuhan rumah tangga dan alokasikan dana dengan bijak. Pengeluaran untuk hiburan dan belanja dapat dikurangi sementara, fokus pada kebutuhan pokok. Hal ini termasuk merencanakan anggaran untuk makanan, tagihan, dan cicilan, serta mengurangi pengeluaran yang tidak penting.

  2. Menekan Budget

    Kurangi pengeluaran yang tidak perlu dan cari cara-cara untuk berhemat. Memanfaatkan promosi atau diskon dapat membantu mengurangi pengeluaran harian. Misalnya, saat berbelanja, pilih produk dengan harga lebih murah atau beli dalam jumlah besar untuk mendapatkan harga yang lebih baik.

  3. Mencari Pendapatan Tambahan

    Pertimbangkan untuk mengambil pekerjaan sampingan atau memulai usaha kecil-kecilan yang dapat menambah pendapatan. Di era digital ini, ada banyak peluang untuk memulai usaha online dengan modal yang relatif kecil. Misalnya, menjadi influencer, membuka toko online, atau menawarkan jasa freelance seperti penulisan, desain grafis, atau konsultasi.

  4. Mengatur Jaring Pengaman

    Investasikan dalam asuransi kesehatan dan asuransi jiwa untuk melindungi cash flow dari kejadian tak terduga yang memerlukan biaya besar. Asuransi ini penting untuk menghadapi situasi darurat seperti penyakit atau kecelakaan yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan.

  5. Disiplin Keuangan

    Disiplin dalam mengelola keuangan sangat penting. Menabung untuk dana darurat dan menjaga agar utang tidak bertambah adalah langkah penting dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. Rencanakan pengeluaran dengan hati-hati dan hindari pembelian yang tidak perlu.

  6. Mencari Alternatif Transportasi

    Jika memungkinkan, gunakan transportasi umum atau berbagi kendaraan untuk mengurangi biaya transportasi. Penggunaan transportasi umum bisa lebih ekonomis dibandingkan memiliki dan mengoperasikan kendaraan pribadi.

  7. Menjaga Kesehatan Keuangan

    Mulai cek kesehatan keuangan secara rutin. Buat anggaran bulanan dan evaluasi kembali setiap beberapa bulan. Pastikan untuk mengelola pengeluaran dan tabungan dengan bijak agar tidak menghadapi masalah keuangan di masa depan.

Prospek Ke Depan

Meskipun situasi ekonomi saat ini penuh dengan tantangan, ada harapan untuk perbaikan di masa depan. Diperkirakan bahwa kondisi ekonomi akan membaik pada tahun 2025. 

Bank sentral Amerika Serikat diharapkan akan menurunkan suku bunga, yang diikuti oleh bank sentral Indonesia. Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat mengurangi beban cicilan kredit dan membantu masyarakat kelas menengah.

Namun, upaya pemerintah juga sangat penting dalam menghadapi situasi ini. 

Pemerintah perlu menyesuaikan UMR agar lebih responsif terhadap kenaikan harga pangan dan memberikan insentif yang lebih efektif untuk menopang daya beli masyarakat. 

Kebijakan seperti pengurangan pajak untuk pembelian barang-barang penting dan kemudahan dalam pengajuan kredit UMKM dapat membantu mengurangi beban finansial masyarakat kelas menengah.

Selain itu, upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan keterampilan juga penting. 

Dengan meningkatkan keterampilan tenaga kerja, masyarakat dapat meningkatkan potensi pendapatan dan mengurangi dampak dari ketidakpastian ekonomi.

Kesimpulan

Kelas menengah di Indonesia saat ini menghadapi tantangan berat akibat dampak pandemi COVID-19, inflasi tinggi, dan kebijakan moneter yang ketat. 

Meskipun situasi ini sulit, ada berbagai langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah keuangan, termasuk mengatur ulang prioritas, menekan budget, mencari pendapatan tambahan, dan menjaga kesehatan keuangan. 

Pemerintah juga perlu mengambil kebijakan yang tepat untuk mendukung daya beli masyarakat dan membantu memulihkan ekonomi.

Dengan strategi yang tepat dan upaya bersama dari pemerintah serta masyarakat, diharapkan kelas menengah dapat melewati masa-masa sulit ini dan kembali ke jalur pertumbuhan ekonomi yang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun