Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

NPF dan Inflasi: Apa yang Harus Dilakukan Kelas Menengah untuk Menghadapi Tekanan Ekonomi?

6 Agustus 2024   06:00 Diperbarui: 6 Agustus 2024   06:02 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah vaksin COVID-19 ditemukan dan program vaksinasi dilaksanakan, ekonomi perlahan mulai pulih. Namun, pemulihan ini tidak serta-merta mengembalikan ekonomi ke kondisi sebelum pandemi. 

Sisa dampak pandemi termasuk inflasi tinggi yang disebabkan oleh lonjakan harga pangan dan minyak mentah. 

Ketika produsen bahan kebutuhan pokok mengalami kolaps selama pandemi, proses pemulihan memerlukan waktu yang lama. Sementara itu, harga bahan pangan dan energi melonjak, menyebabkan inflasi yang tinggi.

Inflasi yang tinggi menjadi tantangan serius, dengan tingkat inflasi di Amerika Serikat mencapai lebih dari 8%, dan Indonesia juga mengalami lonjakan inflasi yang signifikan. 

Dalam upaya menanggulangi inflasi, bank sentral di berbagai negara, termasuk Indonesia, menaikkan suku bunga acuan. 

Suku bunga yang tinggi berdampak langsung pada kenaikan biaya kredit, yang mengarah pada peningkatan beban cicilan bagi masyarakat.

Tekanan pada Kelas Menengah

Kelas menengah di Indonesia merupakan kelompok yang paling merasakan dampak dari ketidakstabilan ekonomi ini. 

Dengan kenaikan harga pangan dan energi, pengeluaran rumah tangga banyak dialokasikan untuk kebutuhan dasar. Ini menyebabkan pengeluaran untuk kebutuhan sekunder dan tersier, seperti pembelian kendaraan dan rumah, menjadi terbatas.

Tren penurunan pembelian kendaraan, baik mobil maupun motor, serta stagnannya pertumbuhan pembelian rumah, menunjukkan bahwa daya beli masyarakat kelas menengah menurun. 

Ketika harga pangan melonjak, masyarakat lebih fokus pada kebutuhan dasar dan mengurangi pengeluaran untuk barang-barang non-esensial. 

Hal ini tercermin dari penurunan aktivitas belanja di mal, di mana banyak orang hanya datang untuk membeli makanan daripada belanja pakaian atau barang-barang mewah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun