Beberapa tahun yang lalu, saat dunia dilanda krisis akibat pandemi COVID-19, ada kabar mengejutkan bahwa jumlah orang kaya justru meningkat secara global.Â
Pada tahun 2020, sebanyak 5,1 juta orang menjadi jutawan baru. Kenaikan ini disebut-sebut sebagai yang tertinggi yang pernah ada, dan tidak hanya terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris, tetapi juga di Indonesia.Â
Menurut data dari lembaga keuangan Credit Suisse, jumlah penduduk Indonesia dengan kekayaan bersih 1 juta dolar AS atau lebih pada tahun 2020 naik hingga 61% dibanding tahun 2019.Â
Kenaikan jumlah orang Indonesia yang super kaya juga naik 22% dibanding tahun sebelumnya.
Mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana mungkin krisis akibat pandemi bisa menjadi kesempatan emas bagi orang-orang kaya?Â
Salah satu orang terkaya sepanjang sejarah, Nathan Rothschild, pernah berkata, "The time to buy is when there is blood in the streets."Â
Artinya, saat yang tepat untuk membeli adalah ketika situasi sedang kacau.Â
Maksudnya adalah ketika ada ketakutan dan keputusasaan yang membuat harga-harga turun drastis, itu bisa menjadi kesempatan untuk membeli aset dengan harga murah.Â
Rothschild sendiri membangun kekayaannya dengan memanfaatkan setiap krisis yang ia temukan pada zamannya.
Tidak hanya Rothschild, investor legendaris Warren Buffett juga mengatakan hal serupa: "Takutlah saat orang lain serakah dan serakahlah saat orang lain takut."Â
Di masa krisis, kompetisi menjadi lebih mudah karena banyak orang mengalami kesulitan, aset berharga dijual murah, dan banyak yang takut untuk berinvestasi.Â
Namun, strategi ini hanyalah salah satu cara untuk memperkaya diri di saat krisis.
Memahami Sistem Kapitalisme
Alasan mengapa banyak orang gagal mencapai kebebasan finansial adalah karena mereka tidak memahami cara kerja sistem kapitalisme.Â
Banyak yang menganggap sistem ini rusak dan jauh dari sempurna, namun kenyataannya, banyak orang yang diuntungkan dari sistem ini.Â
Untuk mencapai tujuan finansial, baik itu menjadi kaya raya atau minimal mencapai kebebasan finansial, kita harus memahami cara kerja ekonomi, kapitalisme, dan pasar modal.
Namun, sebelum itu, yang paling penting adalah memulai dengan mindset yang benar. Berikut beberapa hal yang harus kita relakan untuk mencapai kebebasan finansial:
Menghilangkan Perfeksionisme
Perfeksionisme seringkali menghambat banyak orang dalam mencapai potensi penuh mereka.Â
Takut dikritik dan terlalu memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang kita membuat kita cenderung menunggu momen yang tepat untuk memulai sesuatu.Â
Padahal, hidup ini dirancang untuk kita mencoba, gagal, belajar, dan mencoba lagi.
Perfeksionisme juga membuat kita sulit untuk mendelegasikan tugas kepada orang lain, karena standar yang kita pegang hanya ada pada diri kita sendiri.Â
Menurunkan sedikit standar di awal bisa membantu kita bergerak lebih cepat dan mulai mengambil tindakan.
Kesempurnaan memang terdengar ideal, tetapi kenyataannya, sangat sulit untuk mencapainya terutama jika kita masih pemula.Â
Banyak orang memiliki ide-ide brilian tetapi tidak pernah mencoba mengeksekusinya karena menunggu momen yang tepat atau karena terlalu perfeksionis sehingga proyek tersebut tidak pernah selesai.Â
Ini adalah salah satu musuh besar dalam perjalanan menuju kebebasan finansial. Jika kita terus menghabiskan waktu untuk mencoba membuat segala sesuatunya sempurna, kita mungkin tidak akan pernah mulai.Â
Mengikuti slogan "Just do it" dari Nike bisa menjadi pendorong untuk mulai bergerak dan mengambil langkah pertama.
Meningkatkan Harga Diri
Banyak orang memandang diri mereka rendah dan tidak percaya pada kualitas yang mereka miliki. Harga diri adalah apa yang kita pikir pantas kita dapatkan.Â
Jika kita hanya merasa pantas mendapatkan hidup yang layak dan normal, kita tidak akan meraih impian besar. Kepercayaan pada diri sendiri adalah langkah awal untuk mencapai hal-hal besar.
Kita harus percaya bahwa kita layak mendapatkan apapun yang kita impikan.Â
Mungkin masa lalu kita berat, mungkin kita pernah gagal, mungkin nilai kita di sekolah atau kuliah tidak memuaskan, tetapi itu semua tidak penting.Â
Yang penting adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri dan seberapa besar kepercayaan kita pada kemampuan kita untuk meraih kesuksesan.
Banyak orang sukses di dunia ini tidak lahir dengan bakat istimewa atau berasal dari keluarga kaya.Â
Kebanyakan dari mereka memulai dari nol dan bekerja keras untuk mencapai posisi mereka saat ini.Â
Di era internet seperti sekarang, peluang terbuka lebar bagi siapa saja di mana pun berada. Selama kita mau bekerja keras dan terus belajar, kita bisa meraih kesuksesan finansial.
Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Membandingkan diri dengan orang lain adalah jebakan yang membuat banyak orang gagal mencapai kebebasan finansial. Setiap orang memiliki kondisi dan jalan hidup yang unik.Â
Jalan menuju kebebasan finansial kita akan berbeda dari orang lain. Fokus pada diri sendiri dan apa yang bisa kita lakukan adalah kunci untuk mencapai tujuan finansial kita.
Kita sering terjebak dalam sikap membandingkan diri dengan orang lain, baik itu teman yang memiliki barang-barang baru atau orang lain yang terlihat lebih sukses.Â
Ini bisa menjadi sumber stres dan rasa iri yang tidak sehat.Â
Setiap individu memiliki jalan hidup yang berbeda, dan membandingkan diri dengan orang lain hanya akan membuat kita merasa tidak puas dan terus-menerus mengejar sesuatu yang mungkin tidak relevan dengan tujuan kita sendiri.
Lebih baik kita fokus pada apa yang kita miliki dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya untuk mencapai tujuan kita.Â
Setiap langkah kecil yang kita ambil menuju kebebasan finansial adalah pencapaian yang patut dihargai. Jangan biarkan rasa iri dan perbandingan dengan orang lain menghalangi kita dari mencapai potensi penuh kita.
Menjadi Proaktif
Ada dua tipe manusia dalam menghadapi masalah: yang reaktif dan yang proaktif.Â
Orang yang reaktif cenderung mengeluh tentang segala hal, sementara orang yang proaktif berusaha mencari solusi.Â
Mengambil tanggung jawab atas keadaan kita sendiri dan mencari cara untuk mencapai tujuan finansial adalah sikap yang harus kita miliki.
Orang yang reaktif cenderung mengeluh tentang segala hal mulai dari harga yang naik, korupsi pemerintah, hingga kesulitan ekonomi.Â
Mereka memiliki mentalitas korban dan selalu menyalahkan orang lain atas kegagalan mereka.Â
Sikap seperti ini tidak akan membawa kita ke mana-mana. Sebaliknya, orang yang proaktif memahami bahwa meskipun ada banyak masalah di luar kendali mereka, masih banyak hal yang bisa mereka lakukan untuk mencapai tujuan mereka.
Menjadi proaktif berarti mencari solusi daripada terus-menerus mengeluh.Â
Misalnya, jika kita menghadapi kesulitan finansial, kita bisa mencari cara untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang pengelolaan keuangan, membaca buku, mengikuti kursus, atau memulai usaha kecil-kecilan.Â
Dengan mengambil tindakan, kita bisa mengubah keadaan kita dan bergerak lebih dekat menuju kebebasan finansial.
Mengatasi Ketakutan akan Kegagalan
Ketakutan akan kegagalan adalah hal yang wajar. Namun, kegagalan adalah bagian penting dari hidup kita.Â
Setiap kegagalan adalah pelajaran yang membawa kita lebih dekat pada keberhasilan. Fokus pada tindakan dan percayalah bahwa kegagalan adalah langkah menuju kesuksesan.
Ketakutan akan kegagalan seringkali menjadi penghalang utama bagi banyak orang dalam mencapai tujuan mereka. Kita takut mencoba sesuatu yang baru karena takut gagal dan merasa malu.Â
Namun, kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Tanpa kegagalan, kita tidak akan pernah tahu apa yang harus diperbaiki dan bagaimana cara untuk menjadi lebih baik.
Misalnya, ketika kita masih bayi, kita belajar berjalan dengan mencoba berulang kali meskipun sering jatuh. Kita tidak menyerah hanya karena jatuh beberapa kali.Â
Begitu juga dalam kehidupan dewasa, kita harus terus mencoba dan belajar dari kegagalan kita. Setiap kali kita gagal, kita mendapatkan pelajaran berharga yang membuat kita lebih dekat pada kesuksesan.
Kesimpulan
Dalam dunia yang didominasi oleh sistem kapitalisme, mencapai kebebasan finansial adalah mungkin bagi siapa saja yang siap untuk bekerja keras dan memiliki mindset yang benar.Â
Menghilangkan perfeksionisme, meningkatkan harga diri, berhenti membandingkan diri dengan orang lain, menjadi proaktif, dan mengatasi ketakutan akan kegagalan adalah langkah-langkah penting yang bisa membawa kita menuju kebebasan finansial.
Kita harus memahami bahwa perjalanan menuju kebebasan finansial tidak selalu mulus. Akan ada tantangan dan rintangan di sepanjang jalan.Â
Namun, dengan tekad yang kuat dan strategi yang tepat, kita bisa mengatasi semua itu. Jangan biarkan ketakutan atau perfeksionisme menghambat kita.Â
Mulailah bertindak sekarang, percaya pada diri sendiri, dan teruslah belajar. Hanya masalah waktu sebelum kita mencapai tujuan finansial kita.
Selama kita terus berusaha dan tidak menyerah, kebebasan finansial bukanlah hal yang mustahil.Â
Setiap langkah kecil yang kita ambil membawa kita lebih dekat pada tujuan kita. Jadi, jangan takut untuk memulai, percaya pada proses, dan nikmati perjalanan menuju kebebasan finansial.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H