Dari perbandingan ini, dapat dilihat bahwa meskipun cicilan bulanan lebih rendah dengan tenor yang lebih panjang, total biaya yang dibayar selama masa pinjaman bisa jauh lebih tinggi.Â
Dengan kata lain, meskipun skema KPR 35 tahun menawarkan cicilan bulanan yang lebih rendah, total biaya jangka panjangnya bisa menjadi sangat besar. Hal ini memerlukan pertimbangan yang matang sebelum memutuskan untuk mengambil skema ini.
Alternatif: Sewa atau Beli Rumah?
Dengan tingginya total biaya yang terkait dengan skema KPR 35 tahun, banyak orang kini mempertimbangkan opsi untuk menyewa rumah dan menginvestasikan sisa uangnya.Â
Menyewa rumah bisa memberikan fleksibilitas dan memungkinkan seseorang untuk mengalokasikan dana untuk investasi atau tabungan.Â
Ini bisa menjadi pilihan yang lebih baik jika seseorang tidak memiliki masalah psikologis terkait kepemilikan rumah atau jika mereka lebih memilih fleksibilitas dalam memilih tempat tinggal.
Namun, bagi mereka yang merasa bahwa memiliki rumah adalah sebuah kebutuhan psikologis atau yang lebih suka stabilitas, membeli rumah melalui KPR bisa menjadi alternatif terakhir.Â
Penting untuk diingat bahwa membeli rumah melalui KPR biasanya lebih mahal dalam jangka panjang dibandingkan dengan menyewa dan menginvestasikan sisa uangnya.
Program Subsidi Rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pemerintah telah meluncurkan program subsidi rumah terjangkau melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).Â
Program ini bertujuan untuk membantu MBR memiliki rumah dengan harga yang lebih terjangkau. Namun, ada beberapa kendala dalam pelaksanaan program ini.
Ketersediaan rumah terjangkau dalam program subsidi sering kali terbatas, dan banyak kuota yang tersedia sudah habis.Â
Misalnya, untuk tahun 2024, disiapkan 100.000 unit rumah subsidi, tetapi kuotanya sudah terpenuhi.Â