Penurunan tabungan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kenaikan harga barang dan jasa yang tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan, serta adanya peningkatan dalam kewajiban finansial seperti cicilan kredit atau pinjaman.Â
Para ahli ekonomi menggarisbawahi bahwa hal ini mencerminkan tantangan nyata bagi kelas menengah dalam mempertahankan stabilitas keuangan mereka di tengah perubahan ekonomi yang cepat.
Selain itu, peningkatan utang juga mencerminkan kebutuhan mendesak untuk memenuhi pengeluaran yang tidak dapat ditunda.Â
Banyak keluarga kelas menengah terpaksa mengambil pinjaman atau menggunakan kartu kredit untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, yang pada gilirannya menambah beban finansial mereka.Â
Ketika utang semakin menumpuk, kemampuan untuk membayar kembali menjadi tantangan tersendiri, terutama jika pendapatan tetap stagnan atau bahkan menurun.
Dampak Kenaikan Harga Terhadap Pengeluaran Primer
Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kelas menengah adalah kenaikan harga kebutuhan primer, seperti makanan dan minuman.Â
Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2023, sekitar 13,9% dari pendapatan mereka digunakan untuk kebutuhan ini.Â
Namun, pada bulan Mei 2024, angka ini melonjak hingga 26%, menunjukkan adanya tekanan inflasi yang signifikan yang berdampak langsung pada daya beli kelompok ini.
Kenaikan harga kebutuhan primer ini tidak hanya menyebabkan tekanan tambahan pada anggaran rumah tangga kelas menengah, tetapi juga dapat mengancam stabilitas keuangan mereka jika tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan atau kebijakan pemerintah yang mendukung.Â
Inflasi yang tinggi dapat mengikis daya beli, membuat barang-barang kebutuhan sehari-hari menjadi semakin tidak terjangkau bagi banyak keluarga.
Selain itu, kenaikan harga kebutuhan primer juga mempengaruhi alokasi anggaran untuk kebutuhan lain seperti pendidikan, kesehatan, dan investasi jangka panjang.Â