Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Perjuangan Kelas Menengah: Tabungan Menyusut, Biaya Hidup Melejit

12 Juli 2024   06:00 Diperbarui: 13 Juli 2024   07:05 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI kelas menengah. Perjuangan kelas menengah di Indonesia, tabungan menyusut, biaya hidup melejit | Thinkstockphotos.com via Kompas.com

Pengelompokan masyarakat berdasarkan pendapatan menjadi semakin penting dalam memahami dinamika sosial ekonomi Indonesia. 

Salah satu kelompok yang menonjol adalah kelas menengah dan calon kelas menengah, yang meskipun memiliki pengeluaran yang cukup untuk tidak termasuk dalam kelas miskin, mereka tetap menghadapi tekanan yang signifikan dalam kondisi ekonomi saat ini.

Definisi Kelas Menengah Menurut Bank Dunia

Menurut Bank Dunia, kelompok ekonomi masyarakat dapat dibagi berdasarkan jumlah pengeluaran per bulannya. 

Kelas menengah dan calon kelas menengah mencakup mereka dengan pengeluaran bulanan antara Rp1,2 juta hingga Rp6 juta. 

Mereka termasuk dalam kelompok pendapatan menengah ke bawah, yang dominan di populasi Indonesia dengan 69%.

Pengelompokan ini penting untuk memahami karakteristik dan kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok. 

Misalnya, mereka yang berada dalam kategori kelas menengah bawah mungkin menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan dengan mereka yang berada di kelas menengah atas. 

Pemahaman yang mendalam mengenai hal ini dapat membantu dalam merancang kebijakan yang lebih efektif dan tepat sasaran.

Tantangan Ekonomi yang Dihadapi

Kelas menengah dan calon kelas menengah seringkali merasakan dampak paling besar ketika ekonomi Indonesia mengalami goncangan. 

Data dari Survei Konsumen Bank Indonesia pada Mei 2024 menunjukkan penurunan proporsi pendapatan yang dialokasikan untuk menabung, dari 20,3% pada tahun 2017 menjadi 15,7% pada tahun 2023. 

Sementara itu, pengeluaran untuk kebutuhan primer seperti makanan dan minuman meningkat tajam, mencerminkan tekanan harga yang meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun