Orang-orang lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan menonton YouTube, menjelajahi TikTok, atau mengupdate Instagram dibandingkan dengan menghabiskan waktu berkualitas bersama teman-teman mereka.Â
Aktivitas digital ini seringkali menggantikan interaksi sosial yang nyata, yang dapat mengurangi kualitas hubungan interpersonal.
Selain itu, media sosial seringkali menjadi tempat di mana kita cenderung membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain.Â
Fitur-fitur seperti like dan komentar dapat membawa perasaan inferioritas dan kecemburuan yang tidak sehat. Sebagai hasilnya, kita mungkin merasa tidak puas dengan kehidupan kita sendiri, meskipun sebenarnya kita memiliki banyak hal yang berharga.
Perubahan Nilai dalam Era Digital
Selain pergeseran gaya hidup, nilai-nilai yang dominan dalam masyarakat juga telah berubah seiring dengan kemajuan teknologi dan ekonomi digital.Â
Banyak dari kita lebih fokus pada pencapaian pribadi dan kesuksesan individual daripada membangun hubungan yang bermakna dengan orang lain. Fenomena ini terutama terlihat dalam kultur personal branding dan pengejaran popularitas di media sosial.
Dalam upaya untuk mencapai popularitas dan kesuksesan pribadi, kita seringkali mengabaikan pentingnya membangun dan memelihara hubungan interpersonal yang kuat.Â
Prioritas kita seringkali terfokus pada pencapaian material dan reputasi online, daripada pada kualitas hubungan dan kesejahteraan emosional kita. Akibatnya, kita mungkin merasa kesepian dan terasing meskipun sukses dalam hal-hal lain dalam kehidupan.
Tantangan Ekonomi dalam Hubungan
Selain perubahan gaya hidup dan nilai-nilai masyarakat, tantangan ekonomi juga dapat mempengaruhi kemampuan kita untuk membangun hubungan yang kuat.Â
Di tengah kondisi ekonomi yang sulit, banyak dari kita terpaksa menunda untuk membina hubungan yang serius karena alasan finansial.Â
Prioritas kita seringkali terfokus pada memenuhi kebutuhan dasar seperti mencari pekerjaan dan menghasilkan pendapatan, daripada pada membangun hubungan interpersonal.