Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Impulsif Buying, Meredam Stres atau Membawa Bahaya Finansial?

7 Mei 2024   12:00 Diperbarui: 27 Mei 2024   12:32 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi impulsif buying. (Sumber: Freepik)

Belanja telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup modern kita. 

Tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan primer, belanja kini seringkali dijadikan sebagai bentuk relaksasi atau bahkan terapi ketika seseorang merasa stres. 

Namun, di balik kesenangan yang dirasakan saat berbelanja, terselip potensi bahaya finansial yang mungkin tidak kita sadari. 

Pemahaman tentang Impulsif Buying

Impulsif buying atau pembelian impulsif, merujuk pada tindakan membeli barang atau jasa tanpa perencanaan yang matang dan tanpa mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin timbul. 

Fenomena ini tidaklah asing; kita mungkin pernah merasakannya atau bahkan menjadi korban dari perilaku impulsif ini. Contoh sederhana dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. 

Ketika sedang asik menjelajahi media sosial, tiba-tiba muncul iklan atau promo menarik, tanpa pikir panjang, kita langsung memutuskan untuk membeli barang tersebut. 

Atau ketika berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, kita tergoda dengan diskon besar-besaran dan tanpa berpikir dua kali, barang pun berpindah tangan menjadi milik kita.

Penyebab Terjebak dalam Impulsif Buying

Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu munculnya perilaku impulsif buying ini. Salah satunya adalah Fear of Missing Out (FOMO). 

Ketakutan untuk ketinggalan atau tidak menjadi bagian dari suatu tren atau kesempatan memicu keinginan untuk segera ikut serta. 

Begitu banyaknya tawaran dan promo di sekitar kita membuat kita merasa harus segera mengambil kesempatan tersebut, sebelum terlambat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun