Dari tahun 1950 hingga sekarang, terjadi peningkatan signifikan dalam persentase orang yang melaporkan merasa kesepian. Dalam beberapa studi merasa kesepian, menyoroti prevalensi masalah ini di masyarakat.Â
Usia yang paling rentan terhadap kesepian adalah antara 16 hingga 24 tahun, menunjukkan bahwa meskipun terhubung secara digital, generasi muda sering kali mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang bermakna.
Selain itu, lansia juga rentan terhadap kesepian, terutama ketika mereka kehilangan teman hidup atau pasangan.Â
Faktanya, kesepian dapat memengaruhi semua lapisan masyarakat tanpa memandang usia, status sosial, atau tingkat kekayaan.Â
Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa kesepian adalah masalah universal yang memerlukan solusi yang holistik.
Faktor-Faktor Pemicu Kesepian
Beberapa faktor utama yang diyakini berkontribusi pada meningkatnya tingkat kesepian melibatkan perubahan dalam dinamika sosial masyarakat.Â
Pertama-tama, ada apa yang disebut sebagai "social dislocation" atau perpindahan sosial. Fenomena ini terjadi ketika orang meninggalkan lingkungan, hubungan sosial, dan dukungan emosional mereka untuk mencari peluang pekerjaan atau pendidikan di tempat lain.Â
Meskipun mungkin membawa kemajuan individu, perubahan ini dapat menciptakan perasaan kesepian dan ketidaknyamanan karena adaptasi pada lingkungan baru dan kurangnya koneksi sosial yang kuat.
Perkembangan teknologi juga menjadi faktor penting dalam meningkatnya kesepian. Era digital, dengan segala kenyamanan dan konektivitasnya, juga telah membawa dampak negatif.Â
Waktu yang dihabiskan di depan layar, terutama di media sosial, dapat menciptakan ilusi hubungan yang dalam, namun pada kenyataannya, kita mungkin merasa semakin terasing dari dunia nyata.Â
Algoritma yang canggih dan kurasi konten yang disesuaikan membuat kita terjebak dalam gelembung informasi sendiri, mengurangi kemungkinan bertemu orang baru atau mengalami keragaman sosial.