Mereka ingin merasakan kualitas tinggi dari produk-produk brand high-end yang sering diidentikan dengan kemewahan dan prestise.
Namun, dalam upaya untuk memahami fenomena ini, penulis juga menyoroti beberapa alasan mengapa OKB sering dianggap norak.Â
Salah satu alasannya adalah kurangnya pemahaman terhadap selera dan kualitas barang yang dibeli. OKB sering kali terlihat membeli barang mahal tanpa memahami karakteristik dan kualitas dari brand tersebut.
Fenomena ikut-ikutan juga menjadi masalah, di mana seseorang membeli barang mahal hanya karena melihat orang lain melakukannya, tanpa memahami alasan di balik pembelian tersebut.
Mengapa Barang Mahal Sering dianggap Norak?
Ada beberapa alasan mengapa pembelian barang mahal sering kali dianggap norak.Â
Pertama-tama, kurangnya pemahaman terhadap selera dan kualitas barang bisa membuat penampilan seseorang terlihat norak.Â
Misalnya, seseorang membeli barang mahal hanya karena melihat orang lain melakukannya tanpa mempertimbangkan apakah barang tersebut cocok dengan gaya dan kebutuhan pribadi.
Kedua, fenomena ikut-ikutan turut berkontribusi pada persepsi bahwa pembeli barang mahal hanya mengikuti tren tanpa pemahaman yang mendalam.Â
Contohnya, ketika selebriti internasional seperti Mark Zuckerberg membeli barang mewah, banyak orang yang langsung mengikuti tanpa menyadari alasan di balik pembelian tersebut.
Ketiga, kurangnya rasionalisasi dalam pembelian barang mahal dapat membuat seseorang terlihat norak.Â
Misalnya, seseorang yang sebenarnya tidak memiliki dana yang cukup, namun memaksa diri untuk membeli barang mahal hanya untuk gengsi atau image.