Faktanya, pakaian seringkali dibeli hanya karena model yang sedang populer, tanpa pertimbangan terhadap kualitas atau keberlanjutan bahan.
Dampak Pencemaran dan Penggundulan Hutan dalam Produksi Fashion
Pencemaran dan penggundulan hutan adalah dua dampak serius lainnya dari industri fashion. Pewarna tekstil yang digunakan dalam produksi pakaian menyumbang sebagian besar pencemaran air global.Â
Sebagai contoh, Sungai Citarum di Bandung, Indonesia, telah menjadi korban utama dari pencemaran air yang berasal dari pabrik-pabrik tekstil di sekitarnya.
Penggundulan hutan, sumber daya alam yang sangat penting bagi keseimbangan ekosistem, juga terkait erat dengan industri fashion.Â
Bahan-bahan seperti rayon dan viscose, yang banyak digunakan dalam produksi pakaian, memerlukan penebangan pohon dalam skala besar.Â
Selain itu, tekstil olahan dari serat pohon, seperti katun, juga mengakibatkan penggundulan hutan karena permintaan yang tinggi.
Tumpukan Sampah dan Model Pakaian Sekali Pakai
Selain pencemaran air dan penggundulan hutan, industri fashion juga menciptakan tumpukan sampah yang luar biasa besar.Â
Dengan pola konsumsi yang ada saat ini, pakaian seringkali hanya digunakan dalam hitungan kali sebelum dibuang.Â
Menurut beberapa penelitian, 87% dari total baju yang diproduksi akhirnya berakhir di tempat pembuangan sampah.
Model pakaian sekali pakai atau hanya dipakai beberapa kali menciptakan masalah lingkungan yang mendalam.Â
Proses produksi yang kompleks dan penggunaan sumber daya yang besar hanya untuk produk yang digunakan sangat singkat menunjukkan bahwa ada kerugian besar dalam rantai produksi dan konsumsi fashion.