Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengatasi Stunting dan Learning Loss: Perjuangan untuk Kesejahteraan Anak-anak Indonesia

4 November 2023   18:00 Diperbarui: 6 November 2023   09:12 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mengatasi stunting, pemerintah Indonesia telah meluncurkan sejumlah program dan inisiatif. 

Program pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil dan balita telah ditingkatkan. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa ibu dan anak-anak menerima nutrisi yang cukup selama masa kritis ini. 

Selain itu, edukasi gizi dan promosi pemberian ASI eksklusif juga menjadi fokus utama.

Namun, mengatasi stunting bukanlah tugas yang mudah. 

Masalah ini sangat terkait dengan kemiskinan, akses yang terbatas terhadap air bersih dan sanitasi, serta ketidaksetaraan dalam pelayanan kesehatan. 

Oleh karena itu, pendekatan yang terlokalisasi dan berbasis data sangat penting. Setiap wilayah di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda, dan strategi yang efektif harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat.

ilustrasi learning loss. sumber: freepik
ilustrasi learning loss. sumber: freepik

Learning Loss: Dampak Pandemi pada Pendidikan Anak

Pandemi COVID-19 juga telah memberikan dampak pada pendidikan anak-anak di Indonesia. 

Pembatasan sosial dan penutupan sekolah telah menyebabkan learning loss, di mana anak-anak mengalami penurunan kemampuan belajar. 

Upaya yang telah dilakukan untuk mendukung pendidikan jarak jauh adalah langkah yang sangat penting dalam mengatasi dampak pandemi ini.

Pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun